Berbagai alasan melatarbelakangi keputusan Anda dan pasangan untuk hamil dan memiliki anak.



Tidak jarang wanita yang malah terus menerus menunda kehamilannya dan tidak menyadari usianya semakin bertambah. Menurut para ahli, usia dan fisik manusia sangat berpengaruh terhadap proses kehamilan pertama kepada proses persalinan dan kesehatan janin.

Rekomendasi WHO untuk usia yang dianggap paling aman menjalani kehamilan dan persalinan adalah 20 hingga 30 tahun. Kehamilan di usia yang kurang dari 20 tahun dapat menimbulkan masalah karena kondisi fisik belum 100% siap. Angka kematian Ibu dan janin 4 hingga 6 kali lipat dibandingkan dengan wanita hamil dan melahirkan pada usia 20 hingga 30 tahun. Beberapa resiko yang dapat terjadi pada kehamilan di usia kurang dari 20 tahun adalah kecenderungan naiknya tekanan darah dan pertumbuhan janin terhambat. Ibu yang belum siap secara mental menyebabkan kesadaran yang rendah untuk memeriksakan dan menjaga kandungannya. Selain itu, resiko terhadap kanker rahimpun meningkat akibat hubungan seks dan melahirkan sebelum usia 20 tahun.

Saat wanita berusia 20 hingga 30 tahun, kondisi fisiknya dalam keadaan prima. Rahim sudah mampu memberikan perlindungan yang maksimal bagi kehamilannya. Juga siap secara mental, sehingga ia akan berhati-hati merawat dan menjaga kehamilannya.

Usia 30 hingga 35 tahun merupakan masa transisi. Kehamilan pada usia ini masih dapat diterima jika kondisi tubuh dan kesehatan calon Ibu baik.

Jika seorang wanita yang berusia lebih dari 35 tahun hamil, maka ia digolongkan dalam kehamilan beresiko tinggi. Pada usia ini, angka kematian Ibu melahirkan dan bayi meningkat.