Banyak orangtua sampai saat ini masih bertanya-tanya apakah aman menggunakan kipas angin saat anak mereka tertidur. Mereka mengganggap penggunaan kipas angin akan menimbulkan risiko kesehatan anak, benarkah?

Ternyata belum tentu benar. Menurut penelitian yang diterbitkan di Archives of Pediatric & Adolescent Medicine, menempatkan bayi Anda tidur dengan kipas angin di kamarnya secara signifikan dapat mengurangi risiko sindrom kematian bayi mendadak atau Sudden Infant Death Syndrome (SIDS). Para ahli percaya bahwa bayi dapat meninggal dalam tidurnya jika dia menghirup karbon dioksida, bukan oksigen. Studi ini pun menunjukkan bahwa sirkulasi udara yang ditimbulkan oleh kipas angin akan melindungi bayi bahaya menghirup karbondioksida.

"Sebuah kipas angin, kipas meja, atau jendela yang terbuka bisa membantu meningkatkan sirkulasi udara," kata Ed Martin, MD, kepala pediatri untuk Kaiser Permanente di Vallejo, California. Tip lain dari Martin untuk mencegah SIDS adalah menidurkan bayi dalam posisi telentang, hindari selimut lembut, tidak pernah merokok di kamar bayi, dan tidak berbagi tempat tidur.

Namun perlu diperhatikan juga kebersihan kipas angin. Debu atau kotoran yang menempel di kipas angin akan tertiup dan bisa dihirup oleh anak Anda. Debu dan kotoran ini bisa menimbulkan batuk-batuk pada anak. Jika pernapasan anak Anda sensitif bukan tidak mungkin debu tersebut dapat menimbulkan penyakit paru-paru.

Tip untuk mencegah sesak napas karena membiarkan kipas angin menyala sepanjang malam adalah dengan menyetel timer 15-30 menit saat mulai beranjak tidur. Arah angin pada kipas harus diputar agar angin yang mengarah langsung ke tubuh dan tidak terlalu besar.

Kalau memang Anda atau anak Anda tidak bisa tidur karena terlalu gerah, menyalakan kipas angin dengan keadaan pintu kamar yang dibiarkan terbuka. Tujuannya untuk menghindari kejenuhan karbondioksida dalam ruangan dan sirkulasi udara dapat berfungsi dengan baik.