Meski hidung merupakan organ penting, kesehatan hidung anak acapkali luput dari perhatian.

Hidung mempunyai beberapa fungsi, di antaranya menjadi alat pernapasan yang pertama dilalui udara dari luar untuk masuk ke dalam tubuh manusia. Ia juga berfungsi menyaring udara yang masuk ke tubuh manusia, melembapkan udara sebelum masuk ke paru-paru, mengatur suhu udara sebelum masuk ke paru-paru, alat untuk mencium bau, serta membantu menghasilkan suara dengungan (fonasi).

Namun, seperti halnya organ tubuh lain, hidung juga kerap mengalami gangguan. Pada anak, khususnya anak balita, beberapa penyakit dan gangguan pada hidung adalah influenza, sinusitis, alergi, perdarahan hidung, tumor hidung, trauma, sampai kemasukan benda asing. “Tanda-tanda umum gangguan pada hidung adalah pilek. Biasanya, penyakit pada hidung disebabkan oleh proses radang, trauma, kelainan bawaan, atau juga adanya tumor,” jelas dr. H. Sjahruddin, Sp.THT-KL , spesialis THT dari Brawijaya Women and Children Hospital , Jakarta.

Salah satu penyakit yang umum ditemui adalah penyakit akibat infeksi. Contohnya pilek atau influenza, yang merupakan infeksi pada hidung. Gejalanya, hidung merah-merah, keluar lendir, terjadi pembengkakan, fungsi terganggu (hidung tersumbat), dan kadang-kadang muncul demam. Penanganan influenza tergantung penyebabnya. Kalau penyebabnya bakteri, harus diberi obat berupa antibiotika dan obat simptomatika. Sementara jika penyebabnya virus, bisa sembuh sendiri. Masalahnya, di Indonesia, sering terjadi mixed-infection , sehingga tak hanya virus, tapi juga kuman yang jadi penyebab.

Komplikasi Sinusitis

Penyakit pada hidung yang lebih parah misalnya sinusitis. Sinus adalah rongga udara yang terdapat di area wajah yang terhubung ke hidung. Secara anatomis, terdapat empat rongga sinus, yaitu sinus frontal, sinus maxillary, sinus ethmoid, dan sinus sphenoid . Fungsi rongga sinus adalah untuk menjaga kelembapan hidung dan menjaga pertukaran udara di daerah hidung. Sinus juga membantu fonasi suara.

Penyebab sinusitis (sinus =rongga sinus, itis =radang) biasanya infeksi atau radang yang disebabkan oleh kuman. “Bisa bakteri, virus, atau jamur. Semua organisme ini bisa masuk ke hidung, dan akibatnya terjadi reaksi tubuh untuk mengusir kuman tersebut. Ini yang disebut reaksi radang,” lanjut Sjahruddin. Reaksi radang yang timbul bisa berupa pembengkakan, merah di hidung, demam, dan fungsi hidung yang terganggu. Munculnya polip juga bisa memicu sinusitis.

Di dalam rongga sinus terdapat lapisan yang terdiri dari bulu-bulu halus (cilia ), yang berfungsi mendorong lendir yang diproduksi di dalam sinus menuju saluran pernapasan. Permasalahan akan menjadi parah jika lendir terperangkap dan tidak bisa keluar. Sistem yang bertugas mengeluarkan lendir terganggu karena tertutup infeksi atau pembengkakan. Padahal, sinus membutuhkan oksigen.

Akibatnya, udara tidak bisa masuk dan otak akan kekurangan oksigen, sehingga kepala akan terasa berat. “Yang harus diwaspadai adalah komplikasi. Pada anak-anak, yang paling ringan bisa menyebar sampai ke mata, yang mengakibatkan mata bengkak. Yang paling berat, karena bertetangga dengan otak, maka bisa terjadi radang otak,” lanjutnya.

Operasi Belakangan

Penanganan sinusitis, terutama pada anak, biasanya dengan upaya konservatif lebih dulu. “Sinusitis pada anak banyak berhubungan dengan alergi, sehingga penanganannya harus sangat berhati-hati, sebelum tindakan operasi. Jika setelah diobati tidak sembuh-sembuh juga dan menimbulkan komplikasi, baru diambil tindakan operasi untuk mengeluarkan lendir yang ada di dalam rongga sinus,” jelas Sjahruddin.

Orangtua sebaiknya memerhatikan, jika anak sering pilek, misalnya dua minggu pilek tidak sembuh-sembuh, sebaiknya dilakukan pemotretan sinus. Jika hasilnya terlihat adanya sinusitis, diberikan obat lebih dulu. Dengan pengobatan yang baik, biasanya akan sembuh. “Masalahnya, hidung kan organ yang terbuka, sehingga udara bisa masuk, kuman dan debu juga. Tergantung daya tahan tubuh anak. Daya tahan tubuh yang menurun akan membuat kuman juga mudah masuk ke tubuh,” kata Sjahruddin. Operasi sinusitis pada anak bisa dilakukan pada kasus-kasus kronis, di mana setelah pengobatan dengan obat-obatan selama 2-3 bulan tidak berhasil, anak bsia dioperasi pada usia sekitar 6-7 tahun.

Selain influenza dan sinusitis, beberapa gangguann atau penyakit lain pada hidung di antaranya:

Alergi hidung

Alergi adalah masuknya benda asing ke dalam tubuh, dan tubuh membalas dengan reaksi yang berlebihan. Seperti gatal-gatal pada hidung. Biasanya, hidung kemudian dikucek-kucek, timbul merah pada hidung, keluar lendir, dan bersin. Alergi yang lama juga bisa menyebabkan sinusitis.

Namun, jelas Sjahruddin, alergi jarang berdiri sendiri, apalagi kalau daya tahan tubuh sedang turun. “Terkadang, ada kombinasi, alergi dengan kuman. Protein di dalam bodi kuman akan membuat alergi. Yang terjadi adalah infeksi kuman dan infeksi alergi,” lanjutnya.

Gejala alergi dan infeksi kuman umumnya sama. Kalau alergi biasanya bersin dulu, sementara kalau infeksi kuman bisa dengan demam atau keluar ingus. Namun, ingus karena alergi berbeda dengan ingus karena kuman. Ingus karena alergi berwarna bening dan lebih cair, sementara ingus karena kuman berwarna lebih keruh dan kental. Penanganan alergi, yang paling utama adalah menghindari pencetus alerginya (alergen) dan pemberian obat antialergi, selain dipengaruhi juga oleh daya tahan tubuh anak.

Tumor hidung

Setiap pertumbuhan jaringan yang tidak normal dan tidak pada tempatnya disebut tumor, termasuk di hidung. Normalnya, hidung memiliki konka yang bertugas mengatur udara. Pada saat udara dingin, maka konka hidung ini akan membengkak supaya udara yang masuk ke paru-paru menjadi hangat. Sementara ketika udara panas, konka akan mengerut supaya udara ke paru-paru menjadi lebih dingin. Normalnya, konka ini memiliki ukuran tetentu. Nah, jika ukuran konka lebih besar dan bertangkai, maka kemungkinan ada polip (tumor jinak).

Pada anak, kejadian tumor hidung relatif jarang. Pengobatannya bisa dengan pemberian obat-obatan untuk mengempeskan ja­ringan kalau masih kecil. “Kalau ukurannya sudah besar dan bertangkai, maka harus diangkat,” jelas Sjahruddin.

Mimisan

Mimisan kebanyakan disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di bagian sekat hidung bagian depan. Secara umum, tidak perlu khawatir jika anak mengalami mimisan karena kecapaian seperti ini. Yang perlu diwaspadai adalah bila perdarahan bukan berasal dari pembuluh darah di hidung, melainkan karena adanya tumor.

Untuk mengetahui lebih pasti, maka rongga hidung akan difoto. Kalau tidak ada tumor, maka mimisan tidak perlu dikhawatirkan. “Diberi vitamin untuk menguatkan dinding pembuluh darahnya. Dengan bertambahnya usia dan daya tahan yang tubuh lebih baik, anak akan makin kuat dan tahan,” ujar Sjahruddin.

Gangguan lain

Gangguan lain pada hidung yang juga kerap terjadi adalah hidung kemasukan benda asing, seperti mainan atau makanan. Tanda umumnya, anak pilek dan hidung berbau. Hati-hati, meski tampaknya sepele, ini bisa mengakibatkan sekat hidung bocor, sehingga lubang hidung tembus kiri-kanan. Akibatnya, terjadi gangguan pernapasan. Sementara trauma akibat benturan juga bisa mengakibatkan hidung mengalami perubahan bentuk dan berdarah. Selain itu, infeksi yang lama juga bisa menyebabkan pergeseran tulang hidung, sehingga mengganggu fungsi. Misalnya penciuman menjadi kurang bagus. “Kelainan bentuk juga bisa terjadi, tapi jarang. Dengan perkembangan ilmu, kelainan ini bisa dideteksi dini sejak saat kehamilan,” ujar Sjahruddin.

Pentingnya Daya Tahan Tubuh

Daya tahan tubuh sangat penting untuk mencegah gangguan kesehatan, termasuk gangguan kesehatan hidung. Untuk meningkatkan daya tahan tubuh, kuncinya adalah aktivitas dan istirahat harus seimbang, serta makan sehat dengan menu seimbang. Sayangnya, kebiasaan anak-anak mengonsumsi junk food dan jarang menyantap sayur, membuat anak gampang sakit karena daya tahan tubuhnya kurang baik. Parameter yang paling mudah dilihat ketika daya tahan tubuh turun adalah gangguan di hidung dan di kepala. “Kalau anak mulai pilek batuk dan sakit kepala, berarti daya tahannya turun,” jelas Sjahruddin.