Kesalahan-kesalahan berikut ini, sering tak kita sadari, padahal berpengaruh buruk pada anak-anak. kita meski meralat mulai saat ini:

• SMS/BBM tiada henti. Saat anak minta ditemani bermain, mengajak bicara atau sekedar kangen minta dipeluk, bunda kadang tak mempedulikannya karena jari sibuk ber-sms ria. Anak jadi rewel dan menganggu ingin merebut ponsel. kemudian jengkel, memanggil pengasuh dan minta pengasuh membawa balita menjauh. Anak belajar memahami bahwa keadirannya tidak penting dan kemudian mengembangkan perilaku masa bodoh. Di usia selanjutnya, saat bunda membutuhkannya, bisa-bisa ia gantian tak peduli.

• Minta anak berbohong. Ketika terlihat tetangga hendak mampir ke rumah, bunda cepat-cepat berbisik di telinga balita, “Bilang Tante A, ibu lagi di kamar mandi, ya,” atau malah disuruh mengatakan ibu sedang pergi. Anak pun paham bahwa berbohong itu boleh. Sedikit demi sedikit ia belajar berbohong, hingga kelak mahir mengelabui bunda sendiri.

• Bermuka dua. Berpura-pura manis saat tetangga datang meminjam majalah. Begitu sang tetangga balik badan, bunda kontan ngedumel, “Minjam melulu. Beli sendiri, kenapa?” Anak belajar bersikap munafik, pura-pura baik supaya dianggap baik.

• Tidak sportif. Menyaksikan kemenangan anak dalam suatu lomba memang membanggakan. Tapi ketika balita kalah dalam lomba fashion show misalnya, bunda berusaha menghibur hatinya (dan bunda sendiri!) dengan kata-kata yang salah, “Duh sayang, kok kamu kalah ya? Padahal kamu tadi oke banget lho! Pasti jurinya salah pilih.” Anak belajar menyalahkan orang lain, tidak menerima kekalahan dan tidak punya cara lebih baik untuk menghibur diri selain menyalahkan.

• Melanggar lalu lintas. “Ah, tanggung!” begitu baisanya alasan ketika menerobos lampu kuning yang siap merah. Menambah kecepatan untuk menambah kesempatan, memang lebih enak ketimbang memperlambat laju kendaraan dan antre menunggu lampu merah. Kalau anak sudah paham rambu, ia belajar bahwa aturan boleh dilanggar. Kalau anak belum paham rambu, ia akan belajar bahwa lampu kuning artinya boleh jalan. Padahal ini membahayakan diri sendiri dan orang lain.

Memang sepertinya hal sepele ya, tapi ternyata berdampak buat si kecil sampai ia tumbuh besar nanti, saatnya introspeksi diri yach, xixi....:)