nich bunda yg anak2nya pada kena keringat buntet ada artikel yg cukup bagus kali bunda juga mau ikutan baca monggo di baca biar nambah pengetahuan ya

Sering, kan, bayi mengalaminya? Tapi, tak usah panik, Bu-Pak, karena bisa disembuhkan. Yang penting, hindari faktor pencetusnya.

Keringet buntet alias biang keringat merupakan kelainan kulit yang disebabkan tersumbatnya kelenjar keringat. Karena ada istilah "tersumbat" inilah makanya orang awam kerap menyebut biang keringat sebagai keringet buntet. Bagian tubuh yang diserang adalah daerah kepala, punggung, dada, dan bahkan muka. Maklumlah, hampir semua anggota tubuh manusia mengandung kelenjar keringat, kecuali mulut.

Sejak manusia lahir, terang dari RSAB Harapan Kita, Jakarta, sudah memiliki kelenjar keringat dan jumlahnya tak akan berubah karena tak ada penambahan. "Hanya pada bayi fungsi kelenjar keringatnya belum berjalan sempurna sehingga bayilah yang lebih kerap mengalami sumbatan kelenjar keringat." Itulah mengapa, biang keringat lebih umum ditemukan pada bayi.

BAJU DAN VENTILASI

Tapi, bukan berarti setiap bayi akan mengalami biang keringat, lo. Banyak juga, kok, bayi yang tak mengalaminya. Bukan lantaran bayi yang satu lebih rentan dengan biang keringat dibanding bayi lainnya, melainkan perawatan kulitnya. "Jika kulit bayi dirawat dengan baik, biang keringat juga tak akan terjadi, kok," ujar Ari.

Apalagi, tambahnya, biang keringat sebenarnya mudah dihindari. Misalnya, dengan memakaikan baju dari bahan yang menyerap keringat. Bahan katun bisa menjadi salah satu alternatif. Tapi modelnya jangan terlalu ketat, lho. Kalau modelnya ketat, meskipun bahannya katun, tetap saja akan mudah keringatan. Tapi kalau longgar, kan, lebih nyaman. Tentunya, ventilasi ruangan juga harus diperhatikan agar sirkulasi udaranya bagus.

"Nah, inilah prinsip-prinsip dasar mencegah dan mengobati tahap pertama biang keringat," tukas Ari. Jadi, Bu-Pak, bila si kecil mengalami biang keringat segeralah cari faktor pencetusnya, apakah karena pakaiannya yang tak tepat ataukah ventilasinya kurang. Bila keduanya sudah baik namun masih terjadi biang keringat, "bisa jadi karena kelalaian sang ibu atau pengasuhnya," tandas Ari. Misalnya, saat bayi berkeringat banyak dan bajunya basah tak langsung diganti bajunya dan dikeringkan badannya. Hal ini juga memicu terjadinya biang keringat, lho.

BEDAK GATAL

Biasanya para ibu akan memberi bedak tabur bayi di daerah yang terkena biang keringat. "Enggak apa-apa, kok, karena fungsi bedak, kan, untuk menyerap sisa kelembaban sehingga kulit jadi kering kembali," kata Ari. Juga, tak usah khawatir kulit si kecil akan bertambah kering dan bersisik dengan digunakannya bedak tabur. "Tanpa diberi bedak pun, pada dasarnya kulit dengan biang keringat sudah seperti bersisik kasar karena bentuknya yang bintil-bintil kecil berisi air.

Lagi pula, dalam waktu singkat juga akan dibuang bersama pengelupasan kulit karena letaknya sangat dangkal," terangnya. Bisa juga digunakan bedak khusus untuk mengatasi biang keringat yang dijual di pasaran, terutama bila biang keringatnya tetap membandel. "Bedak-bedak tersebut biasanya mengandung zat tambahan untuk mengurangi rasa gatal. Namun tak apa, karena prinsip pengobatan biang keringat hanya symptomatic atau mengurangi gejalanya saja. Selain itu, tentunya para produsen pun sudah memperhitungkan bahan-bahan yang aman bagi bayi."

Adapun bahan tambahan yang biasanya digunakan untuk mengurangi rasa gatal biang keringat ialah calamine dan mentol. "Kedua bahan ini aman untuk bayi," ujar Ari. Tapi tentu yang namanya individual cases atau exceptional cases pasti ada. Misalnya, bayi A ternyata tak cocok pakai bedak biang keringat. "Mungkin ia rentan karena usia yang lebih muda. Bukankah usia muda memang lebih mudah mengalami iritasi?"

Nah, kalau sudah demikian berarti sudah menjadi tugas dokter. Serahkan juga pada dokter bila biang keringat akhirnya menjadi infeksi sekunder yang biasanya kerap terjadi pada biang keringat tipe dua"Karena gatal, maka anak-anak kerap menggaruknya sehingga terjadi infeksi sekunder. Bintil-bintil yang berwarna merah tersebut akan berisi nanah," tutur Ari. Biasanya dokter akan mempertimbangkan untuk memberikan obat antibiotik.

HATI-HATI JAMUR

Yang perlu diperhatikan, ujar Ari, jangan sampai orang tua keliru mengira biang keringat padahal sebenarnya jamur. "Ini sering terjadi, lo. Orang tua mengeluh, biang keringatnya, kok, enggak sembuh-sembuh. Sewaktu diperiksa baru ketahuan itu bukan biang keringat, melainkan jamur," tuturnya. Oleh karena itu, anjurnya, sebaiknya orang tua yang sudah mencoba obat-obatan biang keringat memperhatikan bentuk hasil uji cobanya. Apalagi, sering terjadi kulit bayi tetap tak membaik meskipun sudah dicoba berbagai obat gatal.

"Sebaiknya bawa ke dokter terdekat untuk memastikan apakah benar biang keringat atau jamur. Karena orang awam mungkin sulit membedakan jamur dengan biang keringat. Mereka hanya lihat bintil-bintil merah. Tapi kalau dokter, pada umumnya dengan melihat sepintas bisa membedakan ini jamur atau biang keringat." Begitu pun bila bayi mengalami bruntusan merah di daerah kelamin.

"Itu bukan biang keringat karena tak ada pengaruhnya antara BAK dengan biang keringat. BAK merupakan fungsi sekresi yang berhubungan dengan saluran kemih, sedangkan biang keringat adalah sumbatan kelenjar keringat," terang Ari. Begitu juga bila bokong bayi mengalami bintil-bintil erah, "urusannya bukan pada biang keringat tapi lebih ke ruam popok."

Bagaimanapun, memang lebih aman diperiksakan dulu ke dokter baru kemudian diobati. Bukan begitu, Bu-Pak?

TIPE BIANG KERINGAT



Berdasarkan kedalaman sumbatannya, biang keringat dibagi dalam 3 tipe, yaitu:

* Tipe Pertama

Sumbatan terjadi di permukaan lapisan jangat atau lapisan tanduk sehingga lokasinya dangkal sekali. Biang keringat tipe inilah yang paling umum dan sering terjadi. Gejalanya, pada kulit tubuh bayi yang sering keringatan akan tampak mengelupas, kering, dan kasat. Gejala ini biasanya dipicu oleh panasnya udara. "Biang keringat tipe ini ditandai bintik-bintik berisi air kecil-kecil dan akan mudah pecah sendiri karena lokasinya yang masih dangkal sekali," terang Ari.

* Tipe Dua

Lokasi sumbatan di bagian lapisan jangat yang lebih dalam. Selain kulit menjadi bruntusan merah, juga disertai rasa gatal. Itulah mengapa, biang keringat tipe ini irritable atau mengganggu. Bayi yang mengalami biang keringat tipe dua akan menjadi rewel akibat rasa gatal. "Orang tua biasanya akan mengeluh pola tidur bayinya terganggu seperti gelisah, tak nyenyak, dan lainnya. Ini bisa dijadikan indikator rasa gatal pada bayinya mengingat bayi belum bisa bicara," tutur Ari. Tak ada tanda lain semisal panas karena biang keringat bukan penyakit infeksi. Kita hanya bisa melihat reaksi tubuh yang membuat bayi jadi gatal. "Bila ibu merawat sendiri bayinya, maka biang keringat bisa cepat ketahuan karena naluri juga berperan besar," lanjut Ari.

* Tipe Tiga

Sumbatan terjadi di subkutis yang letaknya di bawah lapisan jangat. Jadi, sumbatannya lebih dalam dibanding tipe dua. Biasanya tipe tiga terjadi di daerah-daerah yang suhunya sangat panas. Walaupun Indonesia termasuk negara tropis, namun biang keringat tipe tiga jarang terjadi. "Mungkin faktor angin sangat mempengaruhi sehingga suhu di Indonesia tak terlalu panas. Lain halnya dengan negara lain yang suhunya mungkin mencapai 40 derajat Celcius," tutur Ari. Biang keringat tipe tiga ditandai bintil-bintil pada kulit dan bila diraba akan terasa agak keras. Bintil-bintil ini sekilas mirip jerawat batu.

LEBIH AMAN BEDAK TABUR KETIMBANG BEDAK KOCOK



Selain dalam bentuk bedak tabur, di pasaran juga dijual pengurang rasa gatal dalam bentuk bedak kocok, krem, dan salep. Menurut Ari , pada prinsipnya sama saja karena bahan-bahan yang ditempelkan di kulit bisa dalam berbagai bentuk. Hanya saja, semakin kental atau semakin berbentuk salep, maka akan semakin lekat. "Bedak tabur kalau ditempelkan di badan tentu fungsi lekatnya kurang. Lain dengan bedak kocok yang ditambahi cairan tertentu sehingga lebih melekat ke badan," terang Ari. Cuma, seringkali bedak kocok ada tambahan alkoholnya sehingga pada beberapa orang bisa menimbulkan iritasi bila digunakan. Jadi, Bu-Pak, silakan pilih mau bentuk yang mana. Tapi kalau mau lebih aman dan nyaman, sih, pilihlah bentuk bedak tabur seperti dianjurkan Ari. "Kecuali bila biang keringatnya agak berat, barulah gunakan bedak kocok." Tapi, ya, itu tadi, karena ada alkoholnya, pada beberapa orang, kulitnya akan kelihatan lebih kering setelah pengobatan.

Faras Handayani
Sumber Tabloidnova