Kenapa Anakku Usia 5 Thn Sering Jatuh Bila Berjalan??
oleh Seseorang, 15 Tahun Yang Lalu
Ass. Anakku ada 3 orng. Yang si sulung laki-laki 6 thn 3 bln, yang ke2 permpn 5 thn 2 bln dan si bungsu permpn jg 1 thn 10 bln.Si sulung dalm tumbuh kembangnya masih wajar-wajar saja, demikian juga dengan si bungsu. Yang jadi kekhawatiranku adalah anakku yang no 2 (meutia namanya). Dia sering sekali jatuh apalagi saat berjalan. Kakinya sangat banyak lecetnya. Seingatku dia tak pernah jatuh ketika di bawah 2 tahun. Tak pernah jatuh dari tempat tidur. Tapi kenapa sejak dia pandai berjalan dia teramat sering jatuh. Yang aku sangat kasihan kalo jatuh di tangga atau jatuh di tepi jalan yang ada got nya, kaki dan baju nya kotor semua..iba melihat si kakak bila begitu. Kemudian dia belum baik dalam menulis lingkaran atau garis lengkung meskipun telah dibantu dengan garis-garis putus seperti di buku tulis anak pra-sekolah. Apa yang terjadi dengan anakku Meutia..Mengapa koordinasinya dan motorik halusnya sangat lambat perkembangannya????dalam belajar dia mesti ditungguin betul..tak boleh aku tinggal barang sebentar. Konsentrasi nya gampang sekali pecah hanya bertahan beberapa menit saja. Tolong advice nya Ibu-ibu..Mungkin anda pernah mendengar kasus seperti ini. Terima kasih sebelumnya.
Ada 1 komentar pada diskusi ini
15 Tahun Yang Lalu
SI KECIL, KOK, SERING JATUH, YA?
Coba perhatikan cara si kecil berjalan. Jika jalannya sempoyongan, atau bahkan sering terjatuh, berilah perhatian khusus. Siapa tahu, ia mengidap kelainan pada kakinya.
Kaki adalah pondasi tubuh. Laiknya membangun sebuah rumah, struktur bangunan hingga atap akan berdiri kuat jika pondasinya pun kuat. Begitu pula tubuh. Jika pondasi (kaki) tak kuat, struktur tubuh juga tak akan kuat dan bagus.
Menurut Dr. Meidy H. Triangto, Sp.RM, kaki bisa menyimpan beragam kelainan, di antaranya kaki datar (flat feet), kaki O, kaki X, atau berjalan jinjit. Bila kelainan-kelainan ini dibiarkan, selain memengaruhi penampilan, juga bisa membuat si kecil jadi mudah lelah, tidak terampil saat berjalan (sering jatuh), atau memiliki keterbatasan saat beraktivitas. "Anak jadi enggan ikut pelajaran olahraga, misalnya. Bahkan, bisa-bisa memengaruhi struktur tubuh ke atas," papar dokter dari Kid's Foot Rehabilitation Center RS Mitra Keluarga Kelapa Gading ini. Parahnya lagi, kelainan kaki juga bisa merupakan pertanda adanya penyakit berbahaya seperti tumor otak (cerebral palsy), kelainan tulang, atau penyakit berbahaya lain.
AKIBAT PAMPERS
Kelainan pertumbuhan kaki bisa disebabkan oleh banyak faktor. Bisa karena bawaan (meski jarang), cara duduk, atau pemakaian alas kaki/sepatu yang salah. "Jika alas kakinya tidak benar, maka anak akan menjatuhkan titik berat dengan lutut yang salah (toe-ing in gait). Jari-jari kaki masuk ke dalam ketika berjalan. Akibatnya anak jadi sering jatuh, karena kaki saling bertabrakan."
Bahkan, cara memakai pampers yang tidak benar pun bisa menyebabkan kelainan kaki. "Karena posisi pampers tidak tepat, anak lalu mencari titik berat yang sesuai dengan posisi pampers. Akibatnya, cara jalannya salah, lalu karena kebiasaan, lama-lama bentuk kaki pun jadi berubah. Misalnya tinggi sebelah."
Pada kaki normal, ketika berdiri, titik berat (weight bearing) ada di antara jari kaki ke-1 dan ke-2. "Tulang paha, lutut ke bawah, dan engkel harus lurus. Bisa saja ada rotasi, misalnya kaki menghadap ke depan, sementara lutut ke samping (ke dalam), tapi tak boleh berlebih," kata Meidy. Tungkai anak akan mengalami rotasi (perputaran) sampai usia 6-7 tahun. "Tulang kaki, lutut sampai tulang paha akan terus berputar. Setelah 6-7 tahun, rotasi selesai, sedangkan pertumbuhannya terus."
Kecenderungan kaki O (genu varum) sampai usia 18 bulan masih normal. Namun, jika setelah 18 bulan masih O juga, harus diwaspadai. "Kita harus lihat juga, ada rotasi apa tidak. Harusnya, kaki, lutut, dan paha menghadap ke depan semua. Sudut lututnya tak boleh lebih dari 8 derajat. Jarak antar-dua lutut juga tak boleh lebih dari 3-4 cm."
Kaki O ini akan menjadi kaki X (genu valgum) setelah usia 2 tahun. "Kaki X masih normal sampai usia 5 tahun. Setelah itu, sudut lutut seharusnya makin berkurang," lanjut Meidy. Pertumbuhan paling jelek adalah di usia 3 tahun. "Kaki X-nya sangat terlihat. Tapi, ini pun sudutnya tak boleh lebih dari 8 derajat dan jarak antar-mata kaki tak boleh lebih dari 3-4 cm. Jika kaki masih X juga, lama-lama panjang kaki bisa enggak sama."
Oleh karena itu, selama masa pertumbuhan, ada baiknya orang tua memerhatikan perkembangan kaki anak, termasuk cara dan gaya berjalan anak. Semakin dini kelainan diketahui dan ditangani, maka akan semakin mudah pula upaya perbaikan. "Penanganannya bisa dari memilih sepatu yang tepat sampai tindakan operatif, misalnya menyamakan tinggi kaki."