Kenapa Anak Suka Memukulkan Benda Yang Ia Pegang Pada Orang Lain ?
Kenapa Anak Suka Memukulkan Benda Yang Ia Pegang Pada Orang Lain ?
oleh Seseorang, 15 Tahun Yang Lalu
Anak kedua saya laki - laki umur 1,5th kalo pegang apa - apa pasti maunya dipukul ke orang lain, ya ayahnya ibunya dan kakaknya, sampai - sampai sang kakak jadi sering ngambek karena tiba - tiba adik datang memukul kepala sang kakak dengan mainan yang dia pegang, Apa kalau anak laki - laki demikian ? soalnya pangalaman anak pertama saya perempuan sama sekali tidak suka bertingkah kasar atau memukul, saya tunggu saran dan pengalaman para bunda.......terimakasih.
anak laki2 saya juga suka mukul, tapi karena yg mjd objek orang dewasa (terutama ortunya) dan karena saya dan ayahnya selalu berekspresi tidak suka (mimik muka menunjukkan kalau tidak suka) setiap kali dipukul dan menasehati kalau tidak baik memukul orang lain maka anak laki2 tidak mengulanginya lagi dan jarang banget memukul orang lain
Sama, anak laki-laki saya ( 2 th 4 bln ) juga begitu, Suka memukulkan benda (Mainan ) ke orang lain ( baik dewasa atau sesama batita ). Memang repot, kalodg orang dewasa mungkin bisa memaklumi, tapi kalo dg anak seusianya? Jelas -jelas jadi membuat kehebohan tangisan dan berantem. Saya pusing juga mengajarinya utk tidak memeukul.
Menurut buku yg saya baca, itu sih perkembangan anak mengungkapkan emosinya. seiring bertambahnya usia, kelakuan itu akan hilang dan berganti dg kata2 verbal dalam mengungkapkan emosinya.
Huu mudah2an saja yah memang begitu?
Bukan masalah anak laki atau perempuan sih Bunda, tapi lebih karena anaknya aktif. Ada hukum perilaku, begini bunyinya, setiap orang akan mengulangi perilaku yang mendatangkan keuntungan dan mengurangi perilaku yang mendatangkan kerugian. Mungkin buat anak, memukul orang lain menguntungkan, misalnya karena tiba-tiba ada bunyi ‘aduh’ yang dia anggap lucu, atau tiba-tiba dia digendong karena dipisahkan dari si kakak, atau justru karena mendapat ‘insight’ di kepalanya bahwa ‘saya selalu memukulkan barang ke orang lain’. Memukul sebetulnya juga salah satu bentuk perkembangan motorik kasar anak, yang memang sih, harus diarahkan jadi tak memukul. Oya, satu lagi, anak yang emosinya sangat kuat, misalnya sangat senang atau sangat marah, bisa juga jadi memukul orang lain. Artinya ia butuh diarahkan agar ketika punya emosi yang sangat kuat, bisa mengekspresikannya dalam bentuk lain.
Daripada dimarahi (yg akhirnya berarti memperhatikan anak), buat si batita akan lebih efektif kalau dijaga sebelum dia melakukan berbagai kenakalannya. Contohnya ketika dia sudah mulai pegang barang dan sudah menunjukkan ‘wajah iseng’, ortu / pengasuh harus mulai berjaga jangan sampai ia memukulkan mainan itu ke orang lain, langsung saja alihkan dia jadi memainkan si mainan itu. Lalu ketika kita ‘kelewat’, sehingga anak memukulkan barang, langsung ambil mainannya, dan minta ia minta maaf kepada orang yang dipukulnya. Menasehati sebetulnya belum efektif buat anak sekecil ini, tapi tetap perlu dilakukan lebih untuk meningkatkan perbendaharaan bahasanya.
Nah, satu lagi, yang namanya kebiasaan itu memang sulit diubah. Jadi jangan berharap dalam hitungan ‘tongkat ajaib’ anak tak pernah lagi memukul orang lain. Mungkin akan dibutuhkan bulanan sampai anak tak memukul lagi – kalau ini dilakukan setiap kali anak memukul. Yang penting kita bisa melihat bahwa semakin lama, kebiasaannya semakin berkurang, itu sudah sangat bagus. Selamat mencoba Bunda!
Sudah punya nomor anggota tapi lupa nomornya? Cek nomor anggota Ibu dengan cara:
Kirim SMS ke 0811 860 8111/ 0817 660 811 dengan format:
FF#NOMOR#Nomor HP yang terdaftar di Ibu & Balita
Contoh: FF#NOMOR#08137869021
Keuntungan Menjadi Anggota Ibu&Balita
Dengan menjadi anggota Ibu&Balita, Ibu bisa mendapat keuntungan seperti: informasi terbaru mengenai kehamilan sampai tahap pertumbuhan si Kecil, kesempatan tanya jawab dengan pakar-pakar kami, dan berbincang dengan ibu-ibu lain tentang dunia si Kecil.
Selain itu, Ibu juga bisa memenangkan hadiah-hadiah menarik dengan mengikuti program poin dan hadiah Ibu&Balita.
Untuk info lebih lanjut, silakan buka halaman ini.
Pemberian ASI merupakan nutrisi terbaik untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat. Pemberian ASI eksklusif selama enam bulan merupakan cara optimal untuk memberi makan kepada bayi. Setelah itu bayi harus menerima makanan pelengkap dengan terus menyusu hingga dua tahun atau lebih.
Nutrisi ibu yang baik membantu mempertahankan persediaan dan kualitas ASI yang memadai.
Pengenalan pemberian susu botol secara tidak benar, sebagian atau seluruhnya, atau makanan dan minuman pelengkap lainnya dapat memberikan dampak negatif pada proses menyusui, yang mungkin tidak dapat dipulihkan lagi.
Konsultasikan dengan dokter Anda dan pertimbangkan implikasi sosial dan finansial sebelum memutuskan untuk menggunakan pengganti ASI atau jika Anda mengalami kesulitan dalam menyusui.
Ikuti petunjuk penggunaan, persiapan dan penyimpanan pengganti ASI atau makanan dan minuman komplementer lainnya dengan hati-hati karena penggunaan yang tidak tepat atau tidak diperlukan dapat menimbulkan bahaya terhadap kesehatan.
13 Tahun Yang Lalu
13 Tahun Yang Lalu
14 Tahun Yang Lalu
14 Tahun Yang Lalu
Menurut buku yg saya baca, itu sih perkembangan anak mengungkapkan emosinya. seiring bertambahnya usia, kelakuan itu akan hilang dan berganti dg kata2 verbal dalam mengungkapkan emosinya.
Huu mudah2an saja yah memang begitu?
15 Tahun Yang Lalu
Daripada dimarahi (yg akhirnya berarti memperhatikan anak), buat si batita akan lebih efektif kalau dijaga sebelum dia melakukan berbagai kenakalannya. Contohnya ketika dia sudah mulai pegang barang dan sudah menunjukkan ‘wajah iseng’, ortu / pengasuh harus mulai berjaga jangan sampai ia memukulkan mainan itu ke orang lain, langsung saja alihkan dia jadi memainkan si mainan itu. Lalu ketika kita ‘kelewat’, sehingga anak memukulkan barang, langsung ambil mainannya, dan minta ia minta maaf kepada orang yang dipukulnya. Menasehati sebetulnya belum efektif buat anak sekecil ini, tapi tetap perlu dilakukan lebih untuk meningkatkan perbendaharaan bahasanya.
Nah, satu lagi, yang namanya kebiasaan itu memang sulit diubah. Jadi jangan berharap dalam hitungan ‘tongkat ajaib’ anak tak pernah lagi memukul orang lain. Mungkin akan dibutuhkan bulanan sampai anak tak memukul lagi – kalau ini dilakukan setiap kali anak memukul. Yang penting kita bisa melihat bahwa semakin lama, kebiasaannya semakin berkurang, itu sudah sangat bagus. Selamat mencoba Bunda!