Kita sering mendapati anak-anak atau orang dewasa takut akan benda atau situasi tertentu. Hal ini disebut phobia, yakni suatu gangguan yang ditandai dengan rasa cemas atau takut berlebihan. Phobia ini bisa dikatakan adalah ketakutan yang sifatnya irasional karena secara rasional benda atau situasi yang ditakuti adalah hal yang tidak berbahaya, contohnya takut akan karet gelang, bulu ayam, gelap, dsb.
Memang sekilas phobia ini tak perlu dikuatirkan tetapi bila phobia muncul dengan intens Bunda perlu mengambil tindakan. Jika phobia terus dibiarkan, bukan tidak mungkin kelak dia menjadi individu yang sulit berhadapan dengan obyek yang ditakutinya sehingga mengganggu produktivitasnya.

Penyebab
Phobia muncul karena adanya trauma. Saat itu terjadi orangtua atau orang sekitarnya tidak mengklarifikasi. Misalnya rambut anak terkena permen karet dan sulit dibersihkan sehingga Bunda harus menggunting rambutnya. Bisa saja dengan kejadian itu dia membangun ketakutan irasional terhadap permen karet. Tetapi jika Bunda menjelaskan bahwa permen karet tidak berbahaya dia akan mengerti.
Begitu juga pada phobia kegelapan pada orang dewasa. Mungkin pada saat kecil mereka pernah dimasukkan ke dalam ruang yang gelap sebagai hukuman dari orangtua dan sampai dewasa trauma itu masih terus menempel.

Mencegah & Mengatasinya
Sebelum phobia muncul ada baiknya Bunda melakukan upaya pencegahan. Caranya dengan memperhatikan pola asuh Bunda, suami dan orang-orang di sekitar yang bersentuhan secara intens dengannya, seperti pengasuhnya. Jika Bunda merasa ada yang tidak beres pada perilaku anak segera tanya dan berikan penjelasan.
Untuk si kecil yang sudah terlanjur phobia bisa juga disembuhkan. Caranya dengan memberikan penjelasan dan simulasi. Misalnya bila ia takut akan gelap Bunda bisa mengajaknya ‘bergelap-gelapan’ dan pastikan situasi itu aman dan tak perlu ditakuti. Bila Bunda merasa phobianya sudah parah berarti si kecil butuh diterapi. Tidak ada salahnya Bunda menghubungi seorang psikolog.

Tips :
- Jangan sekali-sekali memaksa, memarahi, terlebih lagi melecehkan phobianya.
- Penting untuk Bunda bersikap tenang. Bila Bunda sendiri mengalami phobia jangan tunjukkan itu di depan anak.
- Saat menjelaskan gunakan pola berpikiran logis dengan kata-kata yang mudah dimengerti si kecil