Setiap individu belajar dengan cara yang berbeda dan memiliki gaya belajar yang unik
Menurut National Institutes of Health (NIH), US Department of Health & Human Services, di Amerika Serikat, 20-30% dari populasi usia sekolah mengingat berdasarkan apa yang didengar, 40% mengingat melalui penglihatan (visual) atau kegiatan membaca, sementara itu banyak yang harus menulis atau menggunakan jari-jari untuk membantu mereka mengingat fakta-fakta dasar, tidak sedikit pula yang tidak dapat mengingat informasi atau memiliki keterampilan kecuali mereka mempraktekkan dan menggunakannya dalam kehidupan nyata sebenarnya, misalnya untuk mempelajari ilmu tumbuh-tumbuhan maka mereka perlu mempraktekkan cara menanam pohon.

Macam-macam gaya belajar (learning style)
Para ahli mengelompokkan tipe pembelajar kedalam 3 kelompok utama, yaitu:

1. Pembelajar tipe Auditori (pendengaran) atau auditory learner
Para pembelajar auditori adalah pendengar yang baik, mereka cenderung dapat menyerap informasi lebih efisien melalui pendengaran sehingga merupakan kelompok yang paling mengambil manfaat dari teknik mengajar konvensional yaitu teknik ceramah. Bila diminta, pembelajar tipe ini mudah menjelaskan secara lisan suatu ceramah/pidato yang didengarnya. Diperkirakan di dunia, populasi orang tipe auditori mencapai 30%. Ciri-ciri pembelajar tipe auditori antara lain:
Suka laporan lisan.
Suka berbicara.
Bagus dalam menjelaskan sesuatu secara lisan atau mempresentasikan secara lisan.
Mudah mengingat nama orang.
Bagus dalam tata bahasa dan bahasa asing.
Membaca perlahan-lahan.
Mudah menirukan ucapan orang dengan baik.
Tidak bisa diam untuk waktu yang lama.
Suka bertindak dan berada di panggung.
Sering menjadi yang terbaik dalam kelompok belajar.
Suka membaca keras untuk diri sendiri.
Tidak takut berbicara di dalam kelas.
Kelemahan pembelajar auditori antara lain:
Kurang baik dalam membaca
Kurang dapat mengingat apa yang dibacanya bila tidak disuarakan.
Kurang baik dalam menulis karangan.
Strategi belajar untuk orang tipe auditori:
Membaca dan mengulang bahan pelajaran dengan bersuara atau meminta orang lain membacakan pelajaran.


2. Pembelajar tipe Visual (penglihatan) atau visual learner
Para pembelajar tipe visual cenderung lebih berhasil dalam pembelajaran yang menggunakan sesuatu yang dapat dilihat. Artinya, informasi lebih mudah ditangkap bila ada bukti-bukti yang dapat dilihat, misalnya gambar, foto, peta, diagram, grafik. Di seluruh dunia, populasi orang dengan tipe ini diperkirakan mencapai 65%. Ciri-ciri pembelajar visual antara lain:
Sering duduk di kursi deretan depan ketika mengikuti kuliah/ceramah
Bagus dalam mengeja (spelling).
Perlu berpikir sebentar (tidak langsung bereaksi) dalam memahami apa yang baru didengarnya.
Menyukai warna-warna dan mode.
Mimpi berwarna.
Mudah mengerti dan menyukai grafik-grafik.
Mudah mempelajari bahasa isyarat.
Suka menggunakan bahasa tubuh.
Dapat duduk tenang di tengah situasi yang ribut tanpa merasa terganggu.
Berbakat dalam menulis.
Mengerjakan dengan baik tugas-tugas tertulis.
Kelemahan pembelajar visual antara lain:
Kurang baik dalam menangkap pesan-pesan lisan.
Kurang suka berlama-lama mendengarkan orang berbicara.
Mudah melupakan nama orang.
Lambat mendengarkan dan merespon pembicaraan orang (sebenarnya hal ini bisa juga merupakan kelebihan tipe ini)
Saran untuk pelajar tipe visual:
Membuat diagram, denah dan daftar, menyalin ulang, dan meringkas materi pelajaran.
Memberi tanda pada materi-materi pelajaran yang penting, misal: memberi tanda memakai garis bawah, lingkaran, warna-warna dengan stabilo.

3. Pembelajar tipe kinestetik/taktil atau kinesthetic/tactile learner.
Para pembelajar tipe ini cenderung lebih berhasil dalam pembelajaran bila dia mengalami, bertindak, mempraktekkan, bergerak, menyentuh dan menggunakan jari-jari (motorik halus) untuk mengingat dan membangun konsentrasi. Diperkirakan di dunia ada sekitar 5% populasi orang bertipe kinestetik/taktil. Ciri-ciri pembelajar tipe kinestetik antara lain:
Bagus dalam bidang olahraga.
Cenderung frustrasi dan gelisah bila harus duduk mendengarkan kuliah untuk jangka waktu yang lama, oleh karena itu mereka sering mengambil break (istirahat) saat kuliah sedang berlangsung.
Mengunyah permen ketika mendengarkan kuliah.
Kurang bagus dalam mengeja (spelling)
Tidak memiliki tulisan tangan yang besar.
Menyukai kerja di laboratorium sains.
Suka belajar sambil mendengar musik.
Suka buku-buku dan film petualangan.
Suka bermain peran.
Membangun/membuat 'model', diorama dan proyek.
Menyukai seni bela diri dan seni tari.
Koordinasi mata dengan tangan sangat bagus.
Menyukai tes/ujian jenis multiple choice dan definisi pendek, tetapi tidak menyukai tes jenis esai dan tes tertulis yang memakan waktu yang panjang.
Strategi belajar untuk tipe taktil/kinestetik:
Mendorong pembelajar tipe ini untuk membuat/menulis catatan sendiri selama kuliah berlangsung.
Mengambil kelas laboratorium.
Bermain peran.
Melakukan kunjungan lapangan, mengunjungi museum.
Belajar dengan orang lain.
Menggunakan multimedia dalam program pembelajaran.
Mengijinkan pembelajar tipe ini untuk beristirahat lebih sering daripada tipe lainnya, misalnya: mengambil break 3-5 menit setiap 15-25 menit pelajaran.
Ketika membaca suatu buku, pertama-tama cobalah melihat-lihat seluruh gambar-gambarnya, lalu baca judul-judul bab, baca paragraf pertama dan terakhir setiap bab, kemudian cobalah untuk merasakan (mengerti) isi buku tsb. Coba juga membaca dengan teknik skim bab demi bab atau paragraf demi paragraf secara mundur.

Catatan:
Perlu diingat bahwa pada umumnya setiap orang (anak) memiliki campuran/kombinasi gaya belajar dalam berbagai gradasi, para ahli mengatakan tidak ada komposisi campuran yang persis sama. Kebanyakan orang memiliki satu gaya yang dominan dan gaya lain hanya sebagai suplemen, ada juga yang memiliki dua gaya dominan dan gaya lain sebagai suplemen, ada yang memiliki semua gaya, beberapa orang dapat menggunakan gaya yang berbeda dalam situasi yang berbeda.