Mengapa anak Anda suka mengadu? Banyak hal bisa menjadi jawabannya.

Kalau pada orang dewasa, suka mengadu memang bisa dianggap sebagai tindakan negatif; karena tindakan ini umumnya didasarkan pada kepentingan atau keuntungan pribadi si pengadu. Namun, tidak demikian halnya bagi anak-anak usia SD. Banyak hal positif bisa didapat anak dari tindakannya ini. Ya, mengadu memang bisa mengembangkan banyak hal yang berhubungan dengan kemampuan moral, emosional, dan sosial anak.

Anak-anak sejak usia batita (bawah 3 tahun) sampai usia SD mulai memahami tentang hal-hal buruk dan baik, serta sangat ingin menegakkan aturan-aturan yang berlaku. “Bu Guru, tadi Edo gangguin Tiara sampai hampir menangis,” ujar seorang anak kelas 1 SD pada gurunya. Anda mungkin kerap mendengar aduan-aduan seperti ini. Tetapi, anak mengadu tidak untuk kepentingan dirinya semata. Ia lebih bertujuan untuk menegakkan peraturan yang ada.

Sementara, dari sisi Anda, sebagai orang tua; Anda bisa memanfaatkan hal ini untuk mengajarkan atau melatih anak untuk menyelesaikan masalah dengan baik, berkomunikasi, ataupun mengungkapkan pendapat. Jadi, Anda perlu menyikapi tindakan anak yang satu ini dengan bijak dan tidak perlu terlalu mencemaskannya.

Anda baru perlu cemas dan waspada jika mengamati bahwa anak terus-menerus mengadu karena ingin mendapat perhatian Anda. Umumnya, ini terjadi pada anak-anak batita atau di antara kakak-beradik yang usianya tidak jauh berbeda. “Mama, aku jatuh”. Pernahkah Anda mendengar batita mengadu pada mamanya seperti ini? Atau, “Ma, Dik Firzi tuh cuma makan daging ayamnya, tapi enggak makan nasi dan sayur bayamnya,” adu si kakak. Dalam kondisi ini, dengan mengadu, si kakak merasa lebih unggul dari adiknya.

Jadi, sekali lagi, Anda tidak perlu terlalu cemas. Coba amati apa dasar dari pengaduan anak Anda. Apakah ia mengadu karena ingin mendapat perhatian dari Anda atau gurunya? Ataukah, ia mengadu dalam proses menumbuhkan rasa percaya dirinya karena merasa lebih unggul dari adiknya? Jangan anggap sepele pengaduan anak, bahkan Anda perlu peka dan memahami maksud dari tindakannya ini. Selanjutnya, berilah respon yang sesuai kebutuhannya. Hanya dengan respon seperti ini, orang tua bisa menarik manfaat dari tindakan aduan anak.