Sebuah laporan menunjukkan bahwa angka kematian yang terkait dengan kehamilan meningkat pesat di beberapa negara berkembang. Untuk itu PBB melakukan beberapa intervensi untuk mengurangi jumlah tersebut.

Namun sayangnya target PBB untuk mengurangi angka kematian akibat kehamilan di negara-negara berkembang rupanya masih jauh dari sasaran.

Tahun lalu saja, angka kematian akibat kehamilan berkisar antara 515 ribu jiwa dan 99% di antaranya terjadi di negara-negara berkembang. Meskipun demikian berapa tepatnya angka kematian tersebut masih belum diketahui, karena beberapa bukti mengindikasikan masih banyak angka kematian yang belum dilaporkan.

Menurut laporan PBB tersebut Indonesia dan beberapa negara lainnya seperti Bolivia, Maroko, dan Togo, dianggap sudah mengalami beberapa perbaikan yang bermakna. Beda dengan Afrika yang belum mengalami perubahan berarti. Angka prosentase kelahiran bayi yang ditangani pekerja kesehatan yang terlatih itulah yang digunakan sebagai patokan untuk mengukur keberhasilan dalam mengurangi tingkat kematian yang terkait dengan kehamilan.

Carla Abouzahr, yang merupakan ketua penelitian dari departemen kesehatan reproduksi PBB berkata, "Kami telah menyiapkan tujuan ini, namun banyak yang tidak siap untuk mencapainya. Bahkan hanya negara-negara Amerika Latin dan Karibia yang mungkin bisa mencapainya."

Tujuan dari PBB paling tidak, pada tahun 2005 nanti, 80% dari seluruh kelahiran harus dibantu oleh seorang pekerja kesehatan yang terlatih, misalnya bidan. Negara-negara di Timur Tengah dan Afrika utara diestimasikan tidak akan mencapai tujuan ini hingga tahun 2010, sementara negara-negara di kawasan Asia bahkan lebih parah, diperkirakan mereka tidak akan bisa mencapai target itu hingga tahun 2015.

AbouZahr berkata bahwa kemerosotan sistem penanganan kesehatan, meningkatnya biaya-biaya kesehatan, serta konflik sipil dan peperangan semuanya merupakan faktor yang memperlambat kemajuan dalam mencapai tujuan tersebut.

Sebanyak 80% dari kasus kematian itu merupakan akibat langsung dari beberapa komplikasi selama kehamilan, kelahiran atau pada enam minggu setelah kelahiran. Penyebab yang utama adalah haemorrhage (perdarahan), infeksi, gangguan kelahiran dan aborsi tak aman. Sebanyak 20% lainnya disebabkan karena beberapa kondisi penyakit yang sudah diidap ibu yang kemudian diperparah oleh kehamilan.