Angka kejadiannya lebih sering pada anak lelaki daripada anak perempuan. Kekurangan enzim ini dapat diketahui sejak lahir ataupun sudah besar. Kalau pada bayi, misal, bayi yang mengalami kuning cukup hebat. "Ini bisa disebabkan kekurangan enzim tersebut," bilang Wawan.
Sedangkan kemunculan di usia anak, bila bertemu dengan zat-zat tertentu. Banyak sekali zat pemicunya, antara lain minum salisilat (obat panas) bisa muncul biru-biru atau tanda lebam kebiruan, berupa bercak atau menyebar di tubuh anak. Bisa juga karena penggunaan kapur barus. Hal ini terjadi karena zat-zat tersebut dapat menyebabkan sel darah mudah pecah dan terjadi perdarahan.
Kekurangan enzim tak dapat diobati karena tak ada terapi enzim, jadi berlaku seumur hidup. Yang dapat dilakukan, menghindari zat-zat tertentu yang mudah memicu terjadinya perdarahan. Kondisi anak bisa turun-naik tergantung pemicu yang datang dari luar. Bahayanya, bila terjadi perdarahan bisa tak ketahuan.
Misal, terjadi perdarahan di saluran cerna, maka BAB-nya berwarna hitam atau bisa juga muntah warna merah. Jadi, tergantung letak perdarahannya.