Anak adalah harta yang sangat berharga bagi orangtua. Tumbuh kembang anak agar menjadi anak yang berbudi baik, lemah lembut, dan sopan menjadi tanggung jawab para orangtua.

Salah satu cara yang paling efektif dalam menjalin kedekatan dengan anak adalah menciptakan komunikasi yang baik. Kata-kata sebelum tidur dan saat bangun tidur dapat dijadikan kebiasaan untuk pertama kali saat anak mulai bisa berbicara.

Kata-Kata Sebelum Tidur

Misalnya saja menciptakan kebiasaan sejak kecil, di mana anak mengucapkan kata-kata sebelum tidur seperti: “Selamat tidur, Mama” atau “Selamat tidur, Papa” atau kata-kata sebelum tidur lainnya yang Anda ciptakan sendiri untuk membangun kebiasaan anak-anak Anda.

Dengan kebiasaan-kebiasaan sederhana seperti mengucapkan salam, kata-kata sebelum tidur, dan membiasakan anak menceritakan apa saja yang mereka alami dalam satu hari, akan tercipta komunikasi yang baik antara anak dan orang tua.

Komunikasi yang baik ini pun akan sangat berguna saat anak menginjak remaja. Tanpa harus ada paksaan, anak akan terbiasa menceritakan apa saja yang dialaminya baik di lingkungan sekolah, lingkungan bermain atau perasaan apa pun yang mereka alami.

Kebiasaan anak menceritakan perasaan dan kejadian yang dialaminya ini akan sangat membantu orangtua mengawasi dan ikut terlibat dalam setiap hal yang terjadi dalam kehidupan si anak sehingga pengaruh negatif yang dapat merusak anak dapat dicegah sedini mungkin.

Cara Menciptakan Komunikasi dengan Anak

* Menempatkan diri sebagai sahabat

Lepaskanlah atribut Anda sebagai orangtua ketika berbicara dengan anak, terutama pada saat anak mencurahkan perasaannya. Anda pasti tahu saat Anda ingin berkeluh kesah, Anda akan merasa lebih nyaman jika berkeluh kesah (curhat) kepada sahabat Anda.

Oleh karena itu, tempatkanlah diri Anda sebagai sahabat bagi anak dan pahamilah betapa sulitnya untuk mengungkapkan permasalahan yang sedang dihadapi anak Anda.

* Menjadi pendengar yang baik

Saat anak menceritakan perasaan atau permasalahannya kepada Anda, hentikan apa yang sedang dikerjakan. Dengarkan dengan baik apa yang sedang diungkapkan anak. Dengan fokus mendengarkan cerita anak, Anda telah menunjukkan bahwa Anda peduli dan memperhatikan apa yang menjadi pokok cerita anak, baik itu cerita sedih, gembira, marah.

Jangan memotong pembicaraan sebelum anak Anda selesai bercerita. Anak akan menjadi sangat nyaman bercerita kepada Anda karena Anda telah menjadi pendengar yang baik bagi mereka.

* Menciptakan dialog, bukan mendikte pembicaraan

Jangan memonopoli pembicaraan. Ciptakan pilihan-pilihan yang menyertakan anak untuk akhirnya mendiskusikan pilihan-pilihannya tersebut. Komunikasi dua arah seperti ini akan lebih menyenangkan daripada Anda mendikte anak hanya dengan komunikasi satu arah saja.

* Tenang dan jujur

Biasakan untuk mengungkapkan perasaan Anda dengan jujur, benar, dan tenang. Anak akan memercayai dan menghormati Anda karena kejujuran dan ketulusan Anda sebagai orangtua. Hindari menggunakan kata-kata yang kasar dan menyakiti perasaannya.

Jangan pernah membuat anak Anda merasa bersalah dan kecewa karena itu akan berpengaruh kepada kepercayaan dirinya dan juga kepercayaannya terhadap Anda. Jangan pernah berbohong kepada anak, meskipun dengan alasan demi kebaikan.

* Memberi dukungan

Jika anak datang kepada Anda untuk menceritakan masalah yang sedang dihadapinya, berarti mereka memercayai Anda mampu membantu mereka untuk menyelesaikan masalah tersebut. Untuk itu, berilah dukungan dan perhatian penuh pada masalah yang sedang mereka hadapi. Gunakanlah motivasi-motivasi dan bantulah anak Anda untuk menyelesaikan permasalahannya.

* Hindari pertanyaan yang bertubi-tubi

Usahakan untuk tidak melontarkan pertanyaan yang bertubi-tubi dan mendikte pembicaraan. Jika Anda seolah-olah bersikap menginterogasi anak, kelak di lain hari, anak mungkin tidak akan lagi membagi ceritanya karena takut Anda interogasi secara mendetail dan membuatnya tidak nyaman.

* Tunjukkan kasih sayang

Jangan pernah lelah dan bosan untuk menunjukkan kasih sayang kepada anak Anda. Biarkan anak tahu bahwa Anda menyayangi mereka dengan tulus. Kelak anak akan bersikap sama, yaitu menyayangi Anda dengan tulus.

* Minta maaf jika salah

Jangan pernah malu untuk mengakui kesalahan kepada anak. Banyak para orangtua yang tidak mau mengakui kesalahannya dan meminta maaf sehingga akan tercipta jurang pemisah tak kasat mata yang menjauhkan Anda dengan anak.