Bayi akan belajar merangkak dan duduk ketika telah menginjak usia 6 bulan dalam kondisi normal. Dan pada usia 7 hingga 9 bulan, bayi sudah mulai belajar berdiri hingga di usia 10 bulan sudah mulai titah atau berjalan awal. Ini adalah pedoman dasar gross motor development atau perkembangan motorik kasar bayi.

Lantas, bagaimana jika bayi tak merangkak namun langsung berjalan awal?



Perkembangan Syaraf Pusat

Berkembangnya kemampuan anak untuk keberlangsungan hidup juga tergantung kematangan sistem syaraf pusat di otak dan tulang belakang. Dan, kematangan syaraf pusat serta tulang belakang ini akan berkaitan erat dengan kematangan syaraf tepi yang terhubung dengan otot penggerak anggota gerak seseorang. Kasus bayi tak merangkak merupakan bagian dari hal tersebut. Bisa dikatakan, jika semua telah matang sesuai periodenya, bayi juga akan akan merangkak dengan sendirinya.

Mengapa Tak Merangkak?

Saat bayi tak merangkak, bisa jadi bayi mengalami gangguan tumbuh kembang. Misal, syaraf-syaraf mengalami keterlambatan fungsi. Pada beberapa kasus, bayi baru merangkak di usianya yang menginjak 9 bulan. Namun ini bukanlah masalah besar.

Lakukan Stimulasi

Menemui bayi tak kunjung merangkak di usianya yang ke-6, orang tua dapat memberikan stimulasi. Misal, beri mainan yang dapat digenggam, digerakkan, diputar dan dipindahkan oleh bayi.

Bisa Disebabkan Hal Serius

Gangguan pematangan otak juga dapat terjadi karena risiko ibu hamil, proses kelahiran dan pasca dilahirkan. Saat trimester pertama dimana organ dan syaraf mulai terbentuk, ibu yang mengalami sakit akibat serangan virus (termasuk influenza) dapat berkontribusi akan kemampuan motorik kasar anak.

Persalinan yang terlalu lama juga konsumsi sembarang obat, juga berkontribusi terhadap kerusakan otak bayi. Selain itu, bayi yang lahir prematur juga dapat terganggu perkembangan syaraf pusat dan berimbas pada perkembangan motorik kasarnya.

Beberapa penyakit serius yang menyerang sendi, otot dan syaraf juga dapat menjadi faktor pemicu anak tak merangkak. Kendati demikian, untuk kasus anak tak merangkak karena penyakit serius biasanya juga berujung pada kematian.

Beri Stimulasi

Ketimbang tenggelam pada sikap menyesal dan menyalahkan, sebaiknya orang tua mengamati dan melakukan stimulasi. Tak harus dengan cara rumit, memberi stimulasi cukup dengan menyentuh permukaan kulit ketika bayi masih muda. Anda dapat melakukannya saat memandikan anak dengan air hangat. Ini akan membuat anak membedakan panas dan dingin melalui kulitnya.

Suatu waktu, biarkan anak merasakan nyeri dengan sedikit mencubitnya. Juga berikan rangsangan indera peraba dengan membiarkan anak berpengalaman dengan tekstur pakaian yang lembut dan kasar.

Untuk stimulasi syaraf otak, dapat dilakukan dengan mainan yang berwarna-warni, bersuara, dan berbagai gerakan. Anda juga dapat melakukan permainan, seperti mengajak anak menjulurkan lidah dan memberinya makanan dengan aneka rasa (satu persatu) asin, manis, pahit dan asam. Beberapa ahli juga mengatakan, merangsang anak dengan toilet training juga dapat merangsang kemampuan motorik kasar anak melalui pencernaan.

Seluruh rangsangan dan stimulasi yang dilakukan ini bertujuan agar perkembangan motorik kasar anak dapat tercapai termasuk merangkak.