Kerap cemburu karena kedekatan si Kecil dengan pengasuhnya? Jangan takut, anak yang memiliki kedekatan dengan orang-orang di sekitarnya akan memiliki perkembangan emosi, intelektual, dan sosial yang baik.

Bagi ibu bekerja, memiliki pengasuh yang tulus merawat dan menyayangi buah hatinya boleh dibilang merupakan suatu keberuntungan. Apalagi bila si Kecil juga menyayangi sang pengasuh, maka hati pasti tenang meninggalkannya. Tapi ketika si Kecil kelihatan lengket, menurut, dan bisa dibujuk oleh pengasuhnya dibanding Anda, mau tak mau rasa cemburu menyeruak. Akui saja, ego Anda terusik karena anak lebih dekat dengan orang lain! Belum lagi rasa bersalah karena hanya memiliki sedikit waktu dengan anak dan keraguan atas kemampuan Anda menjadi orang tua.

Semua perasaan tadi wajar saja dan kerap dialami para ibu. Tapi tak perlu khawatir berkepanjangan, karena semua ketakutan itu sebenarnya tak berdasar. Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan, hubungan antara anak dan orang tua sangatlah unik dan mendalam, tidak akan tergantikan oleh siapa pun. Analisa dari 40 studi yang melibatkan sekitar 3.000 balita di day care di Amerika menunjukkan bahwa meskipun anak-anak memiliki kedekatan dengan pengasuhnya, namun mereka tetap memiliki hubungan paling erat dengan ibunya.

Sedikit bicara teori, dalam situs disebutkan bahwa setiap manusia memerlukan kedekatan (attachment) dengan orang lain untuk perkembangan psikologis dan emosionalnya, juga untuk survival. Salah satu bentuk awal kedekatan ini adalah hubungan yang unik dan eksklusif antara anak dan orang tua, yang akan mewarnai perkembangannya saat dewasa nanti. Sementara hubungan antara pengasuh dan anak-anak biasanya terbentuk karena insting biologis dari kedua pihak. Sebagian besar orang dewasa terdorong untuk menjaga anak-anak, sementara anak-anak selalu menunjukkan keinginan untuk mendapatkan perhatian dan kasih sayang.

Hubungan yang erat antara anak dan pengasuh juga berperan dalam perkembangan mental, sosial, dan intelektual anak Anda kelak. Jika anak diurus dengan baik dan direspon kebutuhannya oleh pengasuh, merasa ada orang yang akan menjaga, menghiburnya, dan membelanya. Dari pengalaman itu anak akan mengembangkan ”model” untuk menjalin hubungan di masa depan. Jika ia memiliki pengasuh yang menyayangi dan merespon kebutuhannya dengan baik, maka anak akan belajar bahwa orang lain dapat dipercaya. Selain itu, anak juga menganggap orang tua dan pengasuhnya sebagai ”jaring pengaman” yang membuatnya merasa aman dan percaya diri untuk menjelajahi dunia di sekelilingnya

Apabila anak Anda memiliki hubungan yang erat dan saling menyayangi dengan pengasuhnya, seharusnya Anda justru bersyukur karena telah mendapatkan ”partner” yang baik dalam membesarkan si Kecil. Karena itu Anda dan pengasuh harus bekerja sebagai tim untuk memastikan anak mendapatkan ruang tumbuh yang maksimal. Yang penting, jangan takut tersaingi, karena ibu dan ayah selalu memiliki tempat khusus dalam hati dan kehidupan anaknya!

Kenapa anak saya berlaku manis seharian dengan pengasuhnya, tapi langsung berubah jadi monster cilik begitu ada saya?
Ini mungkin pertanyaan yang paling sering mengusik para orang tua. Menurut trio penulis Arkene Eisenberg, Heidi E. Murkoff dan Sandee E. Hathaway dalam buku What to Expect the Toddler Years, alasannya sederhana saja: karena ia mencintai Anda! Meskipun menjengkelkan, seharusnya Anda merasa tersanjung karena ini menandakan anak merasa ”aman” bahwa meski ia bertingkah laku kurang menyenangkan, orang tuanya tak akan meninggalkannya. Selain itu, sifat membangkang biasanya memang ditunjukkan pada orang tua sebagai bentuk ‘kemandirian’ alias negosiasi untuk kebebasan individualnya. Karena orang tua yang menerapkan aturan dalam kesehariannya, maka dari orang tua pula anak merasa perlu menguji batas-batas yang Anda berikan.