Makanan selingan bagi anak pada usia balita membutuhkan makanan yang mengandung zat-zat gizi yang diperlukan oleh tubuh sesuai dengan perkembangan usianya. Makanan seimbang pada usia ini perlu diterapkan karena akan mempengaruhi kualitas hidupnya jika mereka sudah dewasa.

Gizi makanan sangat mempengaruhi pertumbuhan tubuh maupun sel-sel otak sehingga mereka dapat tumbuh optimal dan cerdas. Oleh sebab itu, keseimbangan gizi dalam makanan perlu diperhatikan sejak masih janin dalam kandungan melalui makanan yang dikonsumsi ibu hamil. Perlu diketahui, sel-sel otak memiliki pertumbuhan yang paling cepat hingga usia 3 hingga 4 tahun.

Pemberian makanan balita sebaiknya bervariasi, menggunakan makanan yang memang telah dikenalkan sejak bayi berusia enam bulan, dan dikembangkan lagi dengan bahan makanan sesuai makanan keluarga. Pembentukan pola makan perlu diterapkan sesuai pola makan keluarga. Selain itu, peran orangtua juga sangat dibutuhkan untuk membentuk perilaku makan yang sehat. Seorang ibu sebaiknya mengetahui dan menerapkan pola makan yang seimbang dan sehat dalam keluarga karena si anak akan meniru perilaku makan dari orangtua maupun orang-orang di sekelilingnya dalam keluarga.

Makanan selingan tidak kalah pentingnya untuk diberikan pada jam-jam di antara makan pokoknya. Makanan selingan dapat membantu anak jika porsi makannya tidak cukup atau karena si anak susah makan. Namun, pemberian makanan selingan yang berlebihan pun tidak baik karena akan mengganggu nafsu makannya.

Makanan selingan sebaiknya mengandung zat gizi lengkap yaitu sumber karbohidrat, protein, vitamin, mineral, dan zat gizi lainnya.