Autis terjadi akibat adanya kelainan pada struktur dan jaringan otak. Pola makan atau diet makanan untuk anak autis dan hiperaktif dikenal dengan Gluten Free Casein Free (GFCF). Namun, mungkinkah biskuit GFCF dibuat secara industri?
Konsumsi makanan sangat berperan penting dalam menjaga kondisi fisik maupun psikis para penderita autis. Anak autis harus terhindar dari bahan makanan yang mengandung gluten, kasein, dan bahan tambahan makanan (food additives) seperti penguat rasa, pewarna buatan, dan pemanis buatan.

Pasta bebas gluten dapat dibuat dari tepung jagung, tepung beras, tepung singkong, maupun tepung ubi jalar. Sedangkan untuk es krim dapat diganti dengan aneka sorbet (es buah tanpa krim). Susu yang kaya kasein juga dapat diganti dengan susu kedelai.

Jenis makanan cemilan yang digemari oleh anak-anak zaman sekarang yaitu dalam bentuk biskuit. Bahan untuk pembuatan biskuit adalah tepung, gula, telur, susu, dan minyak.

Sebagai makanan alternatif bagi para penderita autis, maka bahan yang dapat digunakan untuk mengganti bahan tepung terigu? yaitu gluten free flour mix (GF flour mix). GF flour mix merupakan produk campuran tepung yang telah dimodifikasi sehingga dapat menghasilkan biskuit yang enak dengan rasa yang tidak kalah dengan tepung bergluten. Campuran tersebut dapat berupa tepung beras, tepung sagu aren, dan tepung singkong.

Sedangkan untuk bahan pengganti gula, dapat digunakan fruktosa (gula buah alami). Selain itu, ada kalanya penderita autis juga harus menghindari telur. Penggunaan telur dapat disiasati dengan memberikan telur organik atau menggunakan bahan pengganti telur. Lemak yang terbaik untuk anak autis adalah lemak tak jenuh, seperti yang terdapat pada ikan dan tumbuhan. Anak autis membutuhkan lemak untuk pertumbuhan otaknya. Jenis lemak yang dianjurkan adalah lemak tak jenuh tunggal (seperti minyak zaitun dan minyak canola) serta lemak tak jenuh ganda (minyak jagung, minyak kedelai, dan minyak biji matahari).

Sumber : Food Review Indonesia