Janin Dalam Rahim Sudah Bisa Tertawa dan Menangis

Bayi dalam rahim ternyata sudah mampu mengekspresikan gerakan wajah sedemikian rupa seperti wajah tertawa dan menangis. Ekspresi wajah ternyata sudah dapat dilakukan oleh bayi sebelum kelahiran dan ketika kehamilan berusia 24 - 36 minggu, gerakan wajah janin menjadi lebih kompleks.

Ini adalah penelitian yang untuk pertama kalinya mengenai ekspresi wajah bayi di dalam rahim. Peneliti menganalisis rekaman video gerakan wajah janin yang diperoleh dari mesin USG 4D pada tahap akhir kehamilan.

Peneliti mengamati janin sehat yang sama pada usia kehamilan 20 minggu, serta melakukan beberapa kali pengamatan lagi pada usia 24 hingga 36 minggu kehamilan. Seperti dilansir oleh ScienceDaily, Kamis (15/9/2011), peneliti menemukan bahwa pergerakan wajah janin menjadi semakin kompleks dari waktu ke waktu.

Peneliti melihat janin pada usia kehamilan 24 minggu mampu menggerakkan satu otot di wajah mereka. Misalnya, meregangkan bibir atau membuka mulut.
Pada usia kehamilan 35 minggu, janin mampu menggabungkan sejumlah gerakan otot wajah, misalnya melakukan peregangan bibir, menurunkan alis mata dan memperdalam alur garis senyum, sehingga mengubah gerakan menjadi ekspresi yang lebih dikenali dan semakin kompleks.

"Ini merupakan wawasan baru yang menarik dalam proses perkembangan janin. Yang luar biasa dari penelitian ini adalah untuk pertama kalinya menunjukkan bahwa pada janin yang sehat ada perkembangan gerakan wajah dari sederhana menjadi semakin kompleks, mempersiapkan janin untuk kehidupan setelah kelahiran," kata Profesor Brian Francis dari Departemen Matematika dan Statistik di Lancaster University.

Meskipun tidak dapat membuat suara, pengembangan dari ekspresi wajah janin ini membuat bayi pada saat lahir telah mempu melakukan gerakan wajah untuk menyertai tangis dan tertawa.

"Kami menemukan lebih banyak dari yang kami harapkan. Kita tahu bahwa bayi bisa berkedip sebelum lahir dan beberapa penelitian telah mengidentifikasi cemberut pada bayi sebelum kelahiran. Namun dalam penelitian ini, untuk pertama kalinya kami telah mengembangkan sebuah metode koding dan analisis yang memungkinkan kita secara obyektif melacak peningkatan kompleksitas gerakan dari waktu ke waktu yang menghasilkan ekspresi wajah yang dapat dikenali," jelas Dr Nadja Reissland dari Durham University.

Para peneliti berpendapat bahwa pola-pola gerakan motorik berkembang sebelum bayi dapat merasakan emosi, seperti gerakan latihan pernapasan bayi di dalam rahim bahkan sebelum bayi bisa menarik napas. Penemuan ini berpotensi mengidentifikasi masalah kesehatan dalam rahim, karena ada hubungan antara pola perilaku janin dan perkembangan otak janin. Melihat perbedaan antara perkembangan wajah janin yang normal dan abnormal dapat menunjukkan masalah perkembangan otak.

Para peneliti kini merencanakan untuk melihat apakah pergerakan wajah janin dapat membantu membedakan antara janin dari ibu yang merokok selama kehamilan dan ibu non-perokok. Peneliti akan memeriksa kaitannya dengan ekspresi wajah marah, tersenyum dan sedih.