Seringkali orang tua menjadi panik saat menghadapi anaknya demam tinggi terutama jika disertai dengan kejang. Sehingga seringkali karena kepanikan tersebut menyebabkan keterlambatan dalam pertolongan pertama pada anak yang sedang kejang saat demam.

Kejang pada anak yang disertai demam belum tentu merupakan gejala kerusakan otak. Melainkan bisa jadi merupakan suatu kondisi yang disebut ‘kejang demam’. Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi karena kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38 o C) yang disebabkan oleh suatu proses di luar otak. Kejang demam biasanya terjadi pada anak usia 3 bulan s.d. 5 tahun. Kejang pertama sering terjadi pada usia 17-23 bulan, jarang di bawah usia 9 bulan atau setelah usia 7 tahun.

Kejang demam dapat berupa kejang demam sederhana atau kejang demam kompleks. Pada kejang demam sederhana kejang mengenai seluruh tubuh, berlangsung kurang dari 15 menit, dan tidak berulang dalam 24 jam. Sedangkan pada kejang demam kompleks kejang berlangsung lebih dari 15 menit, hanya mengenai sebagian anggota tubuh atau berawal dari satu anggota tubuh dan menyebar ke seluruh tubuh dan dapat berulang lebih dari satu kali dalam 24 jam.

Apa yang harus dilakukan saat anak kejang?

Masih banyak orang tua yang memasukkan sendok atau benda keras lain ke dalam mulut anak yang sedang kejang dengan alasan mencegah lidah anak tergigit. Hal tersebut tidak dibenarkan karena memasukkan benda apapun ke dalam mulut anak yang sedang kejang dapat menyumbat jalan nafas yang dapat membahayakan nyawa anak. Pada saat kejang, yang pertama harus dilakukan orang tua atau orang terdekat adalah jangan panik, kendorkan pakaian anak yang ketat. Hindarkan anak dari benda-benda berbahaya di sekeliling anak. Jangan memasukkan benda apapun ke dalam mulut anak walau ada kemungkinan lidah anak tergigit. Posisikan anak terlentang dengan kepala miring agar muntahan atau lendir tidak menghalangi jalan napas. Bersihkan muntahan atau lendir dari mulut dan hidung.

Ukur suhu, catat lama kejang dan bentuk kejang (satu atau beberapa anggota tubuh atau mengenai seluruh tubuh). Beri obat anti kejang melalui lubang anus anak, jangan beri obat ini jika kejang sudah berhenti. Bawa ke rumah sakit atau sarana kesehatan terdekat jika kejang berlangsung lebih dari 5 menit. Dokter akan mengatakan seorang anak mengalami kejang demam jika pada pemeriksaan tidak ditemukan bukti-bukti kerusakan maupun infeksi otak dan tidak ada riwayat kejang tanpa demam sebelumnya.

Kejang demam terjadi pada kenaikan suhu rektal di atas 38oC, maka untuk pencegahan adalah dengan menurunkan demam anak. Yang paling mudah adalah dengan kompres hangat atau air biasa (bukan air dingin/es) di kening, lipat ketiak, dan lipat paha. Atau dengan memberi obat penurun panas anak. Sehingga penting bagi orang tua untuk menyediakan obat penurun panas di rumah sebagai pertolongan pertama pada anak dengan demam tinggi, pastikan pemberian obat sesuai dengan dosis yang tertera pada petunjuk atau sesuai petunjuk dokter. Jika anak memliki riwayat kejang demam sebelumnya, alangkah lebih baik orang tua juga menyediakan obat anti kejang rektal (pemberian lewat anus) di rumah. Sekali lagi pastikan petunjuk pemakaian yang benar bisa dilaksanakan.

Banyak pula orang tua khawatir kejang pada anak mereka berkembang menjadi epilepsi, terjadinya kecacatan atau bahkan kematian. Apakah kejang demam bisa menjadi epilepsi? 2-4% kasus kejang demam beresiko berkembang menjadi epilepsi terutama pada kejang demam kompleks.

Beberapa faktor resiko dapat menyebabkan kejang demam berkembang menjadi epilepsi. Faktor-faktor resiko tersebut adalah adanya kelainan saraf atau kelainan perkembangan yang jelas sebelum kejang demam pertama, kejang demam kompleks, dan adanya riwayat epilepsi pada orang tua atau saudara kandung. Jika terdapat satu faktor, resiko berkembang menjadi epilepsi adalah 4-6%. Jika terdapat lebih dari satu faktor, resiko meningkat menjadi 10-49%.

Namun 80% kejang demam pada anak adalah tipe sederhana dan sampai saat ini tidak pernah dilaporkan kematian sebagai komplikasi dari kejang demam.