MOMS pernah mendapati gigi si kecil mulai mengikis dan berwarna hitam atau biasa disebut gupis (gigis).

Seiring dengan bertambahnya usia anak, secara alami memang gigi susunya akan berganti dengan gigi tetapnya. Tak terkecuali dengan deretan gigi-gigi gupis tadi. Meski toh pada akhirnya akan "gugur" juga, tak lantas didiamkan saja, bukan?

Makanan Manis si "Perusak"

"Anak usia 2-4 tahun memiliki kegemaran makan yang manis-manis. Jika seorang anak tidak mau menggosok giginya dan orangtua kurang memerhatikan kebiasaan untuk menyikat gigi maka dari kebiasaan tersebut dapat menyebabkan anak mengalami karies," buka Yulia Rachma Wijayanti, drg, Sp.Perio, staf pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof Dr Moestopo (Beragama).

"Kebiasaan minum susu menjelang tidur dengan menggunakan botol susu terlalu lama, kebiasaan mengulum permen, dan makan makanan yang manis dapat menyebabkan karies (gigi berlubang)," tambah dokter gigi yang juga berpraktik di Klinik Matra Medika, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Pasalnya, saat si kecil mulai terlelap, mulut dan seluruh giginya akan terendam susu yang masih tersisa di dalam mulutnya. Kemudian, susu ini akan berubah menjadi asam, nah asam inilah yang merusak gigi si kecil.

Jika mulut terendam seluruhnya, maka gigi yang rusak pun boleh dikatakan menyeluruh. Kerusakan ini akan bertambah parah, bila susu yang diberikan mengandung gula.

Biasanya, kerusakan gigi ditandai dengan warna gigi menjadi kehitaman, lalu lambat laun seluruh bagian gigi tersebut rusak dan tampak seperti gigi yang berwarna hitam (gigis).

"Adanya karies atau gigi berlubang artinya terdapat kotoran di dalam rongga mulut dan gigi yang dapat menyebabkan infeksi lebih lanjut dan bisa menimbulkan rasa sakit pada gigi geligi, gusi serta rongga mulut. Kalau sudah begini, segera bawa ke dokter gigi untuk dilakukan pemeriksaan serta perawatan gigi," jelas Yulia.

Merawat Gigi Sejak Dini

Untuk itulah pentingnya pengenalan, pembiasaan melakukan perawatan gigi sedini mungkin kepada anak. Tapi masalahnya, agenda berkunjung ke dokter gigi untuk perawatan gigi secara berkala kerap menjadi momok menakutkan bagi anak-anak.

Hal ini diakui Yulia, bahwa umumnya melakukan perawatan gigi anak lebih sulit dibandingkan orang dewasa karena anak-anak sangat sulit untuk mengendalikan diri, dikuasai oleh emosi yang tinggi dan kurang stabil. Khususnya anak usia 2-3 tahun yang masih kurang dapat dikontrol dan memiliki perasaan takut dibandingkan dengan anak berusia di atas 3-4 tahun.

Keluargalah yang berperan penting dalam hal ini. "Orangtua harus mempersiapkan mental anaknya pada pagi hari atau sehari sebelum melakukan kunjungan pertama ke dokter gigi. Orangtua sebaiknya mengatakan sesuatu yang menyenangkan tentang kunjungan ke dokter gigi. Misal, dokter gigi tidak akan menyakiti tetapi hanya memeriksa gigi dan merawatnya atau membujuk supaya berperilaku baik pada saat perawatan nanti. Persiapan mental anak ini penting, supaya anak bersikap kooperatif pada saat perawatan sehingga perawatan gigi anak berjalan dengan baik," urai dokter kelahiran Semarang, 24 Juli 1977 ini.

Seperti dikutip dari keepkidshealthy.com, American Academy of Pediatric Dentistry merekomendasikan kunjungan pertama ke dokter gigi sebaiknya ketika gigi susu pertama mulai tumbuh yakni usia 6-12 bulan.

Sedangkan American Academy of Pediatrics merekomendasikan kunjungan pertama ke dokter gigi ketika usia anak 3 tahun atau ketika mulai memasuki usia prasekolah di mana dia sudah bisa menggosok gigi sendiri.

Selain untuk pencegahan kerusakan gigi, mengajak anak berkunjung ke dokter gigi lebih dini dapat membantu mendidik anak tentang betapa penting kesehatan mulut dan bagaimana menjaga kebersihan mulut yang baik.

Lantas bagaimana dengan perawatan gigi di rumah? Apakah berbeda dengan perawatan gigi orang dewasa? "Alat perawatan gigi untuk anak sebetulnya hampir sama, hanya saja ukurannya lebih kecil dibanding milik orang dewasa. Ingat, membimbing anak untuk rajin menggosok gigi harus ekstra sabar. Dapat pula ditambahkan beberapa mainan atau perlengkapan khusus dengan disain yang lucu serta reward apabila anak tersebut berkenan untuk kooperatif saat perawatan gigi," saran Yulia.

DO vs DON'T

1. Makanlah makanan yang bergizi.

2. Jangan biarkan si kecil minum susu sampai tertidur tanpa dibersihkan.

3. Batasi makanan dan minuman yang mengandung karbohidrat (gula). Jangan membiarkan anak-anak tidur sebelum membersihkan gigi.

4. Sikat gigi setiap hari sehabis sarapan dan sesudah makan malam dengan cara yang benar.

5. Gunakan pasta gigi yang mengandung fluor.

6. Lakukan pemeriksaan berkala ke dokter gigi setiap enam bulan sekali.