Anda boleh beraktivitas. Tapi hindari menjadi sekadar rutinitas. Kegiatan yang dilakukan rutin akan menimbulkan kejenuhan akut. Hidup yang seharusnya bergerak maju seolah statis dan tak melangkah kemana-mana. Menurut Baby Juwono, pakar public speaking, keadaan yang berlarut ini menyebabkan anda cepat merasa stuck dalam pekerjaan.

’’Coba hal yang baru. Luangkan waktu untuk sekadar makan siang dengan sahabat lama yang jarang bertemu,” kata Baby. Langkah sederhana ini menurut Baby cukup ampuh untuk memberikan suasana berbeda selain di tempat kerja. Situasi yang stuck atau stagnan dalam bahasa Indonesia dimaknai sebagai kondisi yang datar-datar saja. Padahal manusia dilengkapi rangkaian rasa dan keinginan agar grafik hidupnya tidak ’’koma’’.

’’Stuck itu problem dengan diri sendiri. Jadi ingin diselesaikan seperti apa ya tanya diri sendiri maunya gimana,” ujar baby. Ada beberapa cara yang bisa dipraktikkan, di antaranya mendekatkan diri pada komunitas baru yang disukai. Seperti mengikuti klub baca, mendaftar di kelompok senam, bersepeda, berlatih handicraft, melihat pertunjukkan seni, mengambil bagian dalam kelompok amal dsb. Karena itu dibutuhkan sikap positif saat akan mencoba hal-hal baru. Tidak perlu merasa sungkan atau tidak nyaman apabila belum dicoba. Tapi sebaliknya, yakinlah dengan melakukan hal-hal yang memang disenangi akan muncul gairah di saat dan setelah melakukannya. Semangat inilah yang nantinya menular pada pekerjaan.

Menurut Baby, tak ada kerugian membina pertemanan dengan banyak kalangan. Justru semakin baik kekerabatan terjalin, semakin luas pergaulan seseorang maka semakin banyak ’’bala bantuannya’’. ’’Tak ada salahnya kok kita berbaik hati pada semua kalangan. Karena jika suatu saat kita butuh referensi, butuh bantuan, kita tak canggung lagi meminta tolong,” kata Baby.

Smart socialliting menjadi kunci membebaskan diri dari stuck. Jangan lupa untuk menikmati hal-hal sederhana yang saat melakukannya kita nyaman menjadi diri sendiri. Bersemangat!