Kebutuhan tidur anak batita dalam sehari umumnya berkisar 10-11 jam. Namun angka ini bukan patokan mati karena porsi kebutuhan tidur setiap anak tak sama. Jika ia terbiasa cuma tidur 8 jam, oke-oke saja, kok. Jumlah kebutuhan tidur ini pun masih dibagi menjadi tidur siang dan tidur malam. Tidur siang relatif singkat, cukup 1-2 jam. "Kalau terlalu lama tidur siang, besar kemungkinan malam harinya malah enggak bisa tidur dan jadi masalah buat si anak maupun orangtuanya," ujar dr. Tjhin Wiguna, SpKJ., dari RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Seiring dengan bertambahnya usia anak, jumlah jam tidurnya semakin kurang. Kebutuhannya pun berkurang jadi 9-10 jam dalam sehari. Berarti, tidur siangnya berkurang. "Selepas batita, tidur siang bukan keharusan asal jumlah tidur malamnya tetap."

Pada prinsipnya tidur sangat penting bagi anak. Saat tidur terjadi pelepasan beberapa hormon. Di antaranya hormon pertumbuhan (growth hormone), hingga anak akan tumbuh dengan baik. Saat tidur malam yang lebih panjang, hormon yang dikeluarkan pun lebih banyak. Sementara tidur siang yang biasa disebut nap sangat berguna untuk mengembalikan energi anak setelah sejak pagi beraktivitas. Dengan cadangan energi yang cukup, ia diharapkan bisa menyerap stimulasi yang diberikan secara lebih baik.

Setiap individu punya jam biologis (biological clock) dan pembiasaan semacam itu akan memudahkan anak "menyetel" jam biologisnya. "Kalau sudah terbiasa, tanpa disuruh pun ia akan pergi tidur dengan sendirinya." Kenalkan anak pada ritual tertentu menjelang tidur. Semisal, setelah makan siang sekitar jam 12.00, ajak anak masuk ke kamar. Jika belum mau tidur, biarkan ia bermain asalkan di kamar. "Usahakan permainan yang tidak menguras energi. Yang ringan saja seperti membacakannya buku cerita, setel musik yang tenang, dan jangan ngobrol yang tak jelas ujung pangkalnya. Bisa juga memberinya air putih. Segelas susu hangat sebelum tidur juga bisa membantu anak menenangkan diri. Lama-lama ia akan tidur sendiri, kok."

Mg bermanfaat ya bund....