Gumoh vs Muntah
Jangan langsung panik. Perhatikan dulu apa yang terjadi! Gumoh maupun muntah merujuk pada suatu kondisi di mana ada sesuatu yang keluar dari mulut bayi. Namun, ada beberapa hal yang bisa Anda bedakan di antara keduanya agar tidak salah bertindak.

GUMOH. Setelah disusui, dari mulut bayi biasanya akan keluar ASI yang sudah ditelan kurang dari 10 ml. Inilah yang disebut gumoh. Cairan ini dikeluarkan dengan cara mengalir dari mulut bayi, tanpa disertai kontraksi otot dinding perut. Gumoh merupakan proses alami untuk mengeluarkan udara yang tertelan saat bayi minum ASI. Umumnya terjadi pada bayi yang baru berumur beberapa minggu sampai beberapa bulan, dan akan hilang dengan sendirinya sejalan dengan bertambahnya umur bayi.
Penyebab gumoh bermacam-macam, bisa karena bayi terlalu banyak minum ASI, bayi menangis berlebihan, ada banyak udara yang ikut tertelan ketika mengisap ASI, klep penutup lambung belum “matang” sehingga belum dapat menutup dengan sempurna, atau bayi gagal menelan karena otot penghubung mulut dan kerongkongannya belum “matang”. Itu sebabnya, gumoh sering dialami bayi-bayi prematur. Cara mengatasi gumoh adalah dengan menyendawakan bayi setiap kali selesai diberi ASI.

MUNTAH. Volume cairan yang keluar pada saat bayi muntah lebih banyak dari gumoh, yakni lebih dari 10 ml. Muntah dikeluarkan dengan cara disemburkan dari perut bayi, disertai dengan kontraksi otot dinding perut. Kadangkala, cairan muntah juga dikeluarkan melalui lubang hidung. Muntah tidak terjadi pada bayi baru lahir, melainkan pada bayi berumur minimal 2 bulan dan dapat terjadi sepanjang usia. Bila bayi Anda muntah, bisa jadi merupakan tanda adanya gangguan kesehatan atau gangguan pada fungsi pencernaannya.
Penyebab umum muntah adalah kelainan pada sistem pencernaan bayi, misalnya kelainan pada katup pemisah lambung dan usus 12 jari. Cairan muntahan berwarna kehijauan. Apabila terjadi penyempitan pada pintu masuk lambung atau hambatan di usus, dapat menyebabkan bayi muntah terus-menerus. Penyebab lainnya, ada infeksi atau luka, misalnya infeksi tenggorokan yang memicu muntah. Biasanya, cairan muntah disertai bercak darah. Muntah juga dapat terjadi karena bayi menderita alergi susu sapi, terlalu cepat minum atau makan, serta batuk. Cara mengatasi muntah disesuaikan dengan jenis penyebabnya, dan biasanya membutuhkan pertolongan dokter.

Langsung ke dokter jika
- Cairan yang dimuntahkan berwarna kehijauan, atau ada bercak darah.
- Muntah berlangsung lebih dari 24 jam tanpa tanda-tanda perbaikan.
- Selama muntah, bayi mengalami demam 39° C.
- Bayi menolak makan dan minum lebih dari 2 jam.