Untuk mendapatkan penanganan dini, maka penting untuk Anda agar dapat mengenal gejala oligohidramnion.



Beberapa gejala oligohidramnion, antara lain sebagai berikut:

1. Ibu merasa nyeri setiap gerakan yang ditimbulkan janin.
2. Bunyi jantung janin sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar lebih jelas seiring berjalannya usia kehamilan.
3. Uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan tidak ada ballotemen.
4. Sering berakhir dengan partus prematurus.
5. Persalinan berlangsung dalam waktu yang cukup lama.
6. Saat ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar.
7. Ibu merasa sakit yang amat sangat saat kontraksi.

Pemeriksaan yang umumnya dilakukan:

1. Ibu menjalani pemeriksaan USG (ultrasonografi) untuk menunjukkan oligohidramnion, serta tidak adanya ginjal janin atau ginjal yang abnormal.
2. Melakukan rontgen pada perut dan paru-paru bayi.
3. Analisa gas darah.

Bila oligohidramnion terjadi pada permulaan kehamilan, maka janin akan menderita cacat bawaan. Pertumbuhan janin dapat terganggu bahkan bisa terjadi partus prematurus yaitu seperti kertas kusut karena janin mengalami tekanan dinding rahim. Bila oligohidramnion terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut akan terjadi cacat bawaan seperti club-foot, cacat bawaan karena tekanan atau kulit jadi tenal dan kering (lethery appereance).

Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan:

1. Perbaikan nutrisi.
2. Istirahat lebih banyak.
3. Hidrasi.
4. Melakukan pemeriksaan terhadap janin, seperti menghitung pergerakan janin, NST, dan lain sebagainya.
5. Melakukan pemeriksaan USG yang umum dari volume cairan amnion.
6. Amnion infusion.
7. Induksi dan kelahiran.