Fimosis Mengincar Bayi Laki-Laki
Fimosis tidak bisa dianggap remeh. Kelainan kelamin yang bisa menimpa bayi laki-laki ini merupakan kondisi dimana kulup melekat pada kepala penis dan menutup lubang yang ada di sana. Akibatnya, urin tidak dapat keluar normal dan kepala penis tidak dapat dibersihkan.

Fimosis pada bayi laki-laki yang baru lahir disebabkan tidak berkembangnya ruang di antara kulup dan penis. Selain bawaan lahir tadi, fimosis bisa juga disebabkan infeksi atau peradangan berulang pada kulit depan penis, atau trauma (benturan).

Berbahayakah? Ya, karena akan memicu timbulnya infeksi yang disebut balanitis atau infeksi di kepala penis. Fimosis juga bisa membuat si kecil kesakitan saat berkemih, dan bila tidak ditangani akan mempengaruhi aktivitas seksual ketika bayi beranjak dewasa (sakit saat air mani keluar atau memancar dengan arah tidak terduga).

Sebaiknya Anda lakukan…

* Cermati beberapa gejala bayi alami fimosis
o Ujung kulit penis mengerut dan tak bisa ditarik ke arah pangkal ketika akan dibersihkan.
o Anak mengejan saat buang air kecil, karena muara saluran kencing di ujung penisnya tertutup. Biasanya, dia menangis dan pada ujung penisnya tampak menggembung.
o Air seni yang keluar tidak lancar. Kadang-kadang menetes dan kadang memancar dengan arah yang tidak dapat diduga.
o Anak menangis setiap kali buang air kecil dan kadang disertai demam, akibat terjadi infeksi.

* Bawa bayi ke dokter bila gejala-gejala tadi Anda temukan padanya. Jangan sekali-kali membuka kulup secara paksa dengan menariknya ke arah pangkal penis. Tindakan ini berbahaya, karena kulup dapat terjepit, menimbul nyeri dan pembengkakan yang hebat
o Bila anak mengalami kesulitan buang air kecil, dokter akan mencoba melebarkan kulup yang melekat. Pelebaran (dilatasi) ini mudah, hanya sekitar 5 menit dan tidak perlu dianestesi (dibius).
o Bila upaya ini gagal, maka tindakan sunat (sirkumsisi) adalah jalan keluarnya. Apalagi, bila fimosisnya menetap atau terjadi infeksi. Bila perlu, dilakukan pembiusan.