Emosi Pd Anak Yg Kadang2 Tak Terkendali,Pernah Ga Sih Bun Merasakan Sperti Itu
Emosi Pd Anak Yg Kadang2 Tak Terkendali,Pernah Ga Sih Bun Merasakan Sperti Itu
oleh Seseorang, 4 September 2009, 08:45 AM
kadang2 saya bs emosi pd anak bila anak berprilaku badung/nakal, tp ujung2ny tetap menyesal jg, itu aja kita sbgai ortu begitu dgn anak gimana org lain yan bun sprti pembantu mslny, apa dia bs sabar m'hdpi anak kita yg badung, kita aj sbg ortu kdg2 terlepas kendali dgn anak sendiri gmn org lain ya bun...pernah ga sih bun merasa emosi dgn anak...
Setiap ortu pasti pernah mengalami emosi sama tingkah anak yang dianggap menjengkelkan tapi kalo emosi sampai tak terkendali sebaiknya hati - hati karena bisa menyakiti anak yang akhirnya kita sesali, yang penting sabar........sabar.....namanya juga anak - anak.........jadi tingkahnya jangan dianggap terlalu serius.
Semua orang yang pernah menjadi orangtua pasti pernah mengalami berbagai emosi positif maupun negatif, yang naik turun selama mengasuh anaknya. Emosi ini bervariasi mulai dari senang dan girang luar biasa, sedih, marah, takut, cemas, terkejut, dll. Kalau ada orangtua yang mengaku tak pernah merasakan emosi sevariatif ini, pikir-pikir deh, mungkin dia memang orang yang luar biasa stabil emosinya (biasanya juga terlihat dalam sisi lain hidupnya), atau jangan-jangan dia jarang mengasuh anaknya?
Masalahnya, emosi negatif seperti marah, sedih, atau takut, seringkali justru mengganggu di kemudian hari. Jadi begini nih Bunda, ada bagian otak kita yang mengatur ‘berpikir rasional’ (misalnya konsentrasi, daya tangkap, ketelitian, kemampuan analisis, dll) ada juga bagian otak yang mengatur ’berpikir emosional’ (terutama untuk apa yang sedang dirasakan). Tidak ada perbedaan berarti antara perempuan dan laki-laki dalam fungsi otak, tidak berarti perempuan lebih emosional atau sebaliknya laki-laki lebih rasional, karena masing-masing jenis kelamin punya rasionalitasnya masing-masing dan emosionalitas masing-masing.
“Otak rasional” kita bisa bekerja dengan baik jika “otak emosional” kita sedang tenang atau senang, namun kalau “otak emosional” kita sedang gundah, takut, marah dll, “otak rasional” lebih sulit bekerja. Maka dari itu, ketika Bunda sedang merasa marah atau cemas dll, biasanya Bunda tak terlalu menyadari apa yang sedang Bunda lakukan kepada anak, sehingga ketika akhirnya Bunda bisa mencerna (“Otak rasional” sudah bisa bekerja karena emosi negatifnya sudah usai), barulah Bunda merasa menyesal sekali.
Untuk membuat otak kita bisa lebih efektif, terapi yang paling disarankan buat orangtua sebetulnya adalah model brain gym. Kalau bingung di mana mendapatkannya, berbagai kegiatan olahraga juga bisa membantu kok, terutama olahraga yang membutuhkan koordinasi kedua tangan dan kedua kaki. Jika terlalu sering mengalami emosi negatif yang akhirnya membuat kita melakukan berbagai perilaku buruk yang disesali kemudian, agaknya Bunda memerlukan terapi manajemen emosi, Anda bisa menanyakannya kepada psikolog. Bunda juga bisa mencoba berbagai latihan yang menenangkan diri seperti yoga, juga lebih banyak berdoa, karena kedekatan dengan Tuhan juga membuat kita lebih tenang dan bisa berpikir lebih rasional.
Semakin seimbang kerja seluruh bagian otak juga semakin tenang dan stabil emosinya, Bunda semakin bisa mengatur perilaku Bunda terhadap anak, dan tak jadi gampang marah. Cari tahu juga berbagai cara mengasuh anak (banyak dishare di website ini). Teknik yang tepat akan membantu mengurangi berbagai perilaku menjengkelkan anak. Selamat berpikir kembali, dan selamat mencoba!
Klo emosi ama anak sih pernah tp msh dlm batas yg wajar paling dblg dgn suara yg agak keras aja tp kl dpukul ga pernah abis ga tega,kasian...
Lagian anakkan obat stress yg plg mujarap jd harus dijaga dan disayang dgn penuh rasa cinta :-)
Bunda Evi, rasanya hampir kebanyakan orang tua sekarang juga merasakan hal yang sama seperti bunda. Terlebih kita-kita sebagai ibu, pastinya yang lebih rentan kena stress oleh kenakalan anak. Saya sendiri pernah mencubit si kecil karena kelewatan badungnya, walau begitu lihat sikecil tertidur saya nyeselnya setengah mati, tapi percayalah bun bahwa kita termasuk ibu-ibu yang beruntung karena bisa melihat anak2 tumbuh normal dibanding dengan ibu2 lain yang mungkin anaknya ndak bisa nakal karena cacat. Jadi yang perlu kita perbanyak adalah sabar dan sabar...
sama ...... saya pun sering kesel ama anak2 apalagi kalau dikasih tahu dgn halus gak ngefek trus agak keraspun tetap aja, yah namanya anak2 & udah punya pendapat n ego yg sangat kuat, kadang2 kita malah yg dinasehati, cuman se emosi2 nya ORTU tetap kita mengutamakan sabar krn anak adalah amanah, anugerah yg mesti dijaga sepenuh hati, jiwa n raga. salam semua ......
Terakhir dibalas oleh - 17 February 2015, 11:21 AM
Lihat Kategori Lain Forum Ibu & Balita
Cara Cek Nomor Anggota
Sudah punya nomor anggota tapi lupa nomornya? Cek nomor anggota Ibu dengan cara:
Kirim SMS ke 0811 860 8111/ 0817 660 811 dengan format:
FF#NOMOR#Nomor HP yang terdaftar di Ibu & Balita
Contoh: FF#NOMOR#08137869021
Keuntungan Menjadi Anggota Ibu&Balita
Dengan menjadi anggota Ibu&Balita, Ibu bisa mendapat keuntungan seperti: informasi terbaru mengenai kehamilan sampai tahap pertumbuhan si Kecil, kesempatan tanya jawab dengan pakar-pakar kami, dan berbincang dengan ibu-ibu lain tentang dunia si Kecil.
Selain itu, Ibu juga bisa memenangkan hadiah-hadiah menarik dengan mengikuti program poin dan hadiah Ibu&Balita.
Untuk info lebih lanjut, silakan buka halaman ini.
Pemberian ASI merupakan nutrisi terbaik untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat. Pemberian ASI eksklusif selama enam bulan merupakan cara optimal untuk memberi makan kepada bayi. Setelah itu bayi harus menerima makanan pelengkap dengan terus menyusu hingga dua tahun atau lebih.
Nutrisi ibu yang baik membantu mempertahankan persediaan dan kualitas ASI yang memadai.
Pengenalan pemberian susu botol secara tidak benar, sebagian atau seluruhnya, atau makanan dan minuman pelengkap lainnya dapat memberikan dampak negatif pada proses menyusui, yang mungkin tidak dapat dipulihkan lagi.
Konsultasikan dengan dokter Anda dan pertimbangkan implikasi sosial dan finansial sebelum memutuskan untuk menggunakan pengganti ASI atau jika Anda mengalami kesulitan dalam menyusui.
Ikuti petunjuk penggunaan, persiapan dan penyimpanan pengganti ASI atau makanan dan minuman komplementer lainnya dengan hati-hati karena penggunaan yang tidak tepat atau tidak diperlukan dapat menimbulkan bahaya terhadap kesehatan.
6 September 2009, 19:40 PM
6 September 2009, 05:11 AM
Masalahnya, emosi negatif seperti marah, sedih, atau takut, seringkali justru mengganggu di kemudian hari. Jadi begini nih Bunda, ada bagian otak kita yang mengatur ‘berpikir rasional’ (misalnya konsentrasi, daya tangkap, ketelitian, kemampuan analisis, dll) ada juga bagian otak yang mengatur ’berpikir emosional’ (terutama untuk apa yang sedang dirasakan). Tidak ada perbedaan berarti antara perempuan dan laki-laki dalam fungsi otak, tidak berarti perempuan lebih emosional atau sebaliknya laki-laki lebih rasional, karena masing-masing jenis kelamin punya rasionalitasnya masing-masing dan emosionalitas masing-masing.
“Otak rasional” kita bisa bekerja dengan baik jika “otak emosional” kita sedang tenang atau senang, namun kalau “otak emosional” kita sedang gundah, takut, marah dll, “otak rasional” lebih sulit bekerja. Maka dari itu, ketika Bunda sedang merasa marah atau cemas dll, biasanya Bunda tak terlalu menyadari apa yang sedang Bunda lakukan kepada anak, sehingga ketika akhirnya Bunda bisa mencerna (“Otak rasional” sudah bisa bekerja karena emosi negatifnya sudah usai), barulah Bunda merasa menyesal sekali.
Untuk membuat otak kita bisa lebih efektif, terapi yang paling disarankan buat orangtua sebetulnya adalah model brain gym. Kalau bingung di mana mendapatkannya, berbagai kegiatan olahraga juga bisa membantu kok, terutama olahraga yang membutuhkan koordinasi kedua tangan dan kedua kaki. Jika terlalu sering mengalami emosi negatif yang akhirnya membuat kita melakukan berbagai perilaku buruk yang disesali kemudian, agaknya Bunda memerlukan terapi manajemen emosi, Anda bisa menanyakannya kepada psikolog. Bunda juga bisa mencoba berbagai latihan yang menenangkan diri seperti yoga, juga lebih banyak berdoa, karena kedekatan dengan Tuhan juga membuat kita lebih tenang dan bisa berpikir lebih rasional.
Semakin seimbang kerja seluruh bagian otak juga semakin tenang dan stabil emosinya, Bunda semakin bisa mengatur perilaku Bunda terhadap anak, dan tak jadi gampang marah. Cari tahu juga berbagai cara mengasuh anak (banyak dishare di website ini). Teknik yang tepat akan membantu mengurangi berbagai perilaku menjengkelkan anak. Selamat berpikir kembali, dan selamat mencoba!
5 September 2009, 06:00 AM
Lagian anakkan obat stress yg plg mujarap jd harus dijaga dan disayang dgn penuh rasa cinta :-)
4 September 2009, 12:45 PM
4 September 2009, 12:21 PM