”Sejak anak mulai menyadari adanya perbedaan antara laki-laki dan perempuan—yaitu pada umur 2-3 tahun, orang tua sudah mulai bisa memberikan pendidikan seks, yang materinya disesuaikan dengan usia dan tingkat pemahaman anak,” kata psikolog dari RS Pondok Indah, Jakarta, Roslina Verauli M.Psi,

Sejak anak masih kecil, menurut Vera, hal utama yang perlu diajari adalah bahwa alat kelaminnya adalah ’barang berharga’ kepunyaannya yang perlu dijaga. Anak perlu diberi pemahaman bahwa alat kelaminnya harus ditutupi dan tidak boleh dipegang oleh siapa pun, kecuali oleh orangtua atau pengasuhnya. Itu pun hanya ketika mandi atau membersihkan diri sehabis buang air, tidak bisa dilakukan kapan saja.

Menginjak usia praremaja, anak akan mulai memiliki ketertarikan pada lawan jenis dan merasakan fantasi seksual. Pada saat ini, orang tua sudah perlu memberikan bekal pendidikan seks yang lebih lanjut. ”Tak perlu menunggu sampai anak bertanya tentang ini-itu. Ketika anak memasuki usia praremaja, orang tua sudah mulai bisa menjelaskan tentang seks sebagai cara orang dewasa mengungkapkan kasih sayang. Jelaskan secara santai, misalnya ketika Anda dan anak sedang menonton film yang ada adegan ciumannya,” kata Vera.

Terhadap putranya, Franklin (1), Vera berusaha menanamkan kesadaran untuk mengharga diri sendiri sejak kecil. Dengan begitu, diharapkan putranya itu bisa secara asertif menjaga diri sendiri ketika tumbuh besar nanti. Caranya? ”Saya dan suami tak pernah mengajak Franklin bercanda dengan menjadikan dirinya sebagai objek tertawaan. Misalnya, kami tak pernah bercanda dengan memelorotkan celananya, mendorongnya, atau melakukan hal-hal lain yang merendahkan harga dirinya,” kata Vera.

Satu hal lagi yang tak kalah penting, orang tua harus berusaha menjalin komunikasi yang baik dengan anak-anaknya. ”Posisikan diri kita sebagai sahabat yang bisa diajak bicara tentang apa saja oleh anak-anak. Ini penting supaya anak-anak terbiasa bercerita tentang hal-hal yang dialaminya setiap hari dan tidak menyimpan rahasia dari orangtuanya,” ujar Vera.


sumber:parenting.co.id