http://www.detiknews.com/read/2011/02/17/140205/1572954/10/anggota-dpr-ancam-kampanye-ipb-tak-jujur-bila-tak-terbuka-soal-susu?nd992203605

Jakarta - Susu formula adalah ujian berat bagi IPB. Anggota Komisi IX DPR Gandung Pardiman meminta IPB berani mengumumkan nama susu formula yang mengandung bakteri sesuai risetnya pada 2006. Bila tidak, akan digelar kampanye bahwa IPB tidak jujur.

"Kalau Bapak tidak buka, maka saya akan kampanye bahwa IPB tidak jujur. Ilmu kita kembangkan bukan untuk ilmu, tetapi untuk masyarakat," kata Gandung yang juga politisi Golkar dalam rapat dengan Kemenkes, BPOM, dan IPB di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (17/2/2011).

Rapat ini khusus membahas susu formula yang mengandung bakteri. Hadir dalam rapat ini Menkes Endang R Sedyaningsih, Kepala BPOM Kustantinah, dan Dekan Fakultas Kedokteran Hewan IPB I Wayan Teguh Wibawan.

"Jika Anda tidak membuka hasil penelitian, maka ikut andil dalam tren saat ini ikut negara gagal," jelas Gandung.

Dia juga meminta agar Kemenkes, IPB, dan BPOM tidak melakukan langkah yang hanya ingin menenangkan masyarakat.

"Kita di sini tidak usah onani-onani ini demi apa, ini demi apa? Kita tidak boleh menenangkan, tenang-tenang masyarakat bahwa bakteri itu aman kalau direbus. Tidak usah ditenangkan, yang rugi bukan hanya masyarakat tapi juga toko-toko karena masyarakat bingung. Kalau intelektual mau dibayar untuk melindungi perusahaan, itu sama halnya dengan teroris," tudingnya.

Hal senada juga disampaikan anggota Komisi IX Caroline Margaret Natasya dari PDIP. Dia meminta agar pemerintah dan BPOM tidak lalai dan tanggap dalam isu susu formula ini.

"BPOM harus responsif atas situasi di masyarakat. IPB tahun 2003 sudah memulai penelitian, kenapa BPOM baru pada 2008. Sebagai putusan hukum, kita mesti mengormati putusan MA. Saya harap pemerintah dan IPB segera mengumumkan untuk mencegah keresahan di masyarakat," ujarnya.

Sementara anggota Komisi IX Subagyo asal Partai Demokrat menilai urusan susu formula sudah selesai. Kemenkes sudah menjelaskan dan masyarakat tidak perlu gelisah.

"Pejabat yang polos jangan sampai terjebak pada praktek dagang, saya khawatir kalau diumumkan menjadi iklan gratis, karena pada dasarnya tidak ada lagi bakteri. Kalau ada, direbus saja mati kok. Yang penting kampanye pemberian ASI itu lebih penting," ujarnya.(ndr/nrl)

"Bagaimana menurut bunda?
Semua ibu pasti ingin memberikan yang terbaik untuk si buah hati....
ASI terbaik buat bayi kita...."