Bunda td saya ingin sekali memulai diskusi dg mencari informasi ttg balita tp saya g sengaja membaca artikel ini yg baru saja diposting hari ini,kita semua bs memberikan doa ataupun bantuan Dana untuk mereka,bgmana dg Admin Komunitas Ibu dan Balita apakah bs membantu kami menyalurkan bantuan untuk mereka bila ad diantara Bunda2 sekalian yg mau berkenan memberikn uluran tanganny?..saya jg ingin membantu tp g tau must lewat sp..,miris n sedih rasany membayangkan penderitaan balita tersebut.

Kamis, 03/05/2012 14:01 WIB
Balita 9 Bulan Berjuang Melawan Kanker Usus
Eko Sujarwo - detikSurabaya

Lamongan - Balita satu ini mengalami nasib malang. Usianya yang baru 9 bulan harus berjuang melawan tumor ganas yang menyerang bagian usus. Kini, balita bernama Nur Inayatul Fitri itu hanya bisa tergolek dalam gendongan ibunya.

Putri pasangan Sulastri (24) dan Fatkurrohman (25) warga Desa Keduyung Kecamatan Laren, Lamongan, itu hanya bisa menangis merasakan sakit di tubuhnya. Kondisinya sangat memprihatinkan karena perut bagian kanan membesar karena tumor.

Ibu balita, Sulastri mengatakan, berdasarkan diagnosa medis anak pertamanya menderita Suspect Teratoma Wilm BB Tumor atau tumor ganas di usus. Buah hatinya itu sudah menderita tumor sejak usia 3 bulan.

"Waktu itu awalnya hanya kelihatan mengeras saja pada bagian perut kanan," kata Sulastri kepada detiksurabaya.com, Kamis (3/5/2012).

Setelah perutnya kian membesar, Sulastri bersama suaminya memeriksakan ke rumah sakit. Sulastri mengaku, anak pertamanya sudah pernah diperiksa di RSUD dr Soegiri Lamongan dan juga ke RSU dr Soetomo Surabaya. Di surabaya, Nur Inayatul diketahui menderita tumor ganas di bagian usus dan harus segera dioperasi agar tidak menjalar.

"Tapi saya kembali karena tidak punya biaya," jelas Sulastri sembari menjelaskan jika penghasilan suaminya yang hanya bekerja sebagai kuli bangunan tidak mencukupi untuk biaya operasi anaknya.

Untuk itu, Sulastri bersama suaminya berharap pemerintah sudi membantu meringankan beban biaya operasi anaknya. Saat ini karena belum ada biaya, Nur Inayatul hanya diberi ramuan-ramuan tradisional.

"Kami berharap agar ada bantuan dari pemerintah untuk meringankan biaya operasi anaknya," kata Sulastri yang pernah merantau ke Kalimantan bersama suaminya.

Sementara, bidan Desa Keduyung, Suliswati Agustin mengatakan, balita tersebut sudah berulangkali dibawa ke rumah Sakit dan terakhir ke RSU dr Soetomo. Ttapi dibawa kembali oleh keluarganya dengan alasan biaya. Saat ini, perangkat desa sedang berusaha agar Nur Inayatul bisa memperoleh Jamkesda agar bisa meringankan biayanya.

"Penyakit semacam ini memang membahayakan sehingga harus segera ditangani," pungkasnya.


(fat/fat)