Angka kejadian diare di Indonesia saat ini masih tinggi. Salah satu penyebab yang sering muncul pada kasus diare adalah infeksi. Namun bagi ibu hamil yang mengalami diare, penyebabnya beragam antara lain gangguan hormonal, intoleransi laktosa, dan pengaruh makanan yang tidak cocok. Faktor risiko diare pada kehamilan adalah perjalanan ke daerah endemik (diare), makanan dan air yang tercemar, tingkah laku seksual menyimpang, penggunaan antibiotik selama 6 bulan dan penggunaan obat imunosupresan.

Diare adalah buang air besar dengan tinja cair atau setengah cair/padat dengan frekuensi buang air besar encer lebih dari 3 kali/hari. Berdasarkan lama diare, diare dapat dibagi menjadi akut dan kronik. Akut, jika diare berlangsung kurang/sama 15 hari. Kronik, jika diare berlangsung lebih dari 15 hari.

Biasanya diare pada perempuan hamil ringan dan singkat, namun jika disertai dengan muntah perlu diperiksa oleh dokter.

Tata laksana diare pada kehamilan mencakup:

Hindari makanan/minuman yang menimbulkan/memperberat diare seperti buah kering, makanan berlemak/pedas, gorengan, susu (bila intoleransi laktosa)

Jika melakukan diet khusus, mengalami diare disertai dengan muntah, maka sebaiknya dipuasakan dulu, lalu diberikan diet bertahap sampai dapat makan tanpa muntah. Makanan yang dapat direkomendasikan adalah diet BRAT (pisang, beras, saus apel, roti) dan dapat dikonsumsi dengan kentang, cereal tidak manis, beras, sayuran.

Hindari minuman mengandung gula tinggi, dianjurkan untuk minum yang mengandung elektrolit