*Gula atau karbohidrat*

**Dalam bahasa sehari-hari, kita mengenal istilah gula pasir, gula jawa,
gula bit dan sebagainya. Dalam dunia kedokteran, yang dimaksud gula
adalah karbohidrat. Dan istilah gula susu yang sering kita dengar
berarti sejenis karbohidrat yang terdapat dalam susu.
Karbohidrat itu sendiri merupakan salah satu unsur gizi yang dibutuhkan
tubuh dari makanannya di samping protein, lemak, vitamin, mineral dan
air. Zat ini merupakan bahan bakar tubuh, karena dari zat ini kita
mendapatkan energi datau tenaga untuk menjalankan aktivitas sehari-hari.
Lebih dari 50 persen kalori yang didapat tubuh biasanya disediakan leh
karbohidrat.
Ada berbagai macam karbohidrat, begitu juga dengan sumbernya. Seperti
gula pasir yang sering kita gunakan termasuk dalam golongan karbohidrat
yang disebut /sukrosa. /Sedang gula susu dikenal juga dengan /laktosa./

*Susu sebagai sumber laktosa*

**Air Susu Ibu (ASI) mengandung laktosa sebagai karbohidratnya. Demikian
juga dengan susu sapi, susu kambing, dan susu dari hewan mamalia lainnya
kecuali anjing laut. Susu formula atau susu botol dengan sendirinya juga
mengandung laktosa.
Dari penelitian tersingkap bahwa kelenjar pankreas (yang menghasilkan
enzim-enzim pencernaan) pada bayi baru lahir belum bekerja dengan
sempurna. Akibatnya bayi baru lahir tidak dapat mencerna karbohidrat
dari sumber lain seperti nasi. Di dalam jonjot-jonjot usus, terdapat
enzim yang berfungsi memecah laktosa. Laktosa yang diminum bayi akan
dipecah menjadi jenis gula yang lebih kecil molekulnya, yaitu /glukosa
/dan/ galaktosa. /Kedua gula inilah yang diserap usus masuk ke pembuluh
darah dan kemudian diedarkan ke seluruh tubuh untuk digunakan sebagai
bahan bakar.

*Berkurangnya enzim laktase*

**Enzim laktase dalam usus bayi sudah terbentuk sejak janin. Kadar
maksimal akan tercapai pada usia janin 6-7 bulan sampai bayi lahir.
Bayi-bayi prematur atau bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari
2500 gram, biasanya memiliki enzim laktase lebih kecil. Untuk
kasus-kasus bayi dengan laktase kurang, mereka harus diberi makanan susu
khusus.
Berkurangnya kadar enzim laktase di dalam jonjot-jonjot usus akan
mengganggu kesehatan bayi. Pada penyakit diare misalnya, karena serangan
kuman terjadilah kerusakan jonjot-jonjot. Kerusakan ini akan
mengakibatkan jonjot-jonjot usus berkurang. Dan dengan sendirinya kadar
enzim laktasepun akan berkurang.
Kemampuan seseorang untuk menangkal gangguan kesehatan akibat susu juga
dipengaruhi oleh enzim laktase ini. Orang-orang kulit putih termasuk
golongan yang tahan terhadap susu. Lain halnya dengan orang kulit
berwarna seperti Asia, umumnya mereka tergolong yang tidak tahan susu.
Pada orang kulit berwarna, kadar enzim laktase mereka umumnya menurun
setelah berusia 3 tahun. Rendahnya enzim laktase ini pun tetap bertahan
sampai dewasa. Lain halnya dengan orang kulit putih, mereka tetap dapat
mempertahankan kada enzim laktase yang tinggi sampai mereka dewasa.
Berdasarkan teori, ketidakmampuan orang kulit berwarna memiliki enzim
laktase rendah karena mereka tidak mendapatkan susu tambahan setelah
mereka disapih. Akibatnya, tubuh mereka tidak dirangsang untuk cukup
memproduksi enzim laktase. Dan karena terjadi setelah bertahun-tahun,
dari generasi ke generasi, maka terjadilah perubahan genetik. Hasilnya,
saat ini orang kulit berwarna akan sakit perut dan mencret kalau minum
susu. Memang tidak semua orang, sebagian kecil orang kulit berwarna
dapat tetap memiliki kadar enzim laktase tinggi. Walaupun kada enzim
laktase di dalam tubuh rendah, sebagian besar dari kita masih dapat
mengkonsumsi susu dengan toleransi baik. Asal, susu yang kita minum
tidak terlalu banyak, misalnya hanya sekitar 200 sampai 400 cc sehari.
Penyakit kurang gizi (malnutrisi) juga dapat membuat anak tidak tahan
susu. Sebab, dalam keadaan gizi buruk, jumlah jonjot usus berkurang.
Akibatnya kadar enzim laktase pun berkurang.

*Bahaya tidak tahan susu*

**Tidak tahan susu atau lebih sering /intoleransi laktose /diartikan
sebagai gejala gangguan kesehatan berupa perut kembung, mencret, dan
sakit perut kalau minum susu yang mengandung laktosa. Keadaan ini bisa
saja menyerang semuaorang baik tua maupun muda seperti Ibu Vina dan
bayinya. Kalau seorang bayi terserang diare, untuk sementara waktu ia
tidak dapat menerima laktosa. Bila ia masih terus diberikan susu yang
mengandung tinggi laktosa, maka mencretnya akan berlangsung terus.
Padahal, laktosa yang tidak dapat dicerna usus tersebut merupakan
makanan empuk bagi bakteri yang ada di dalam usus. Akibatnya, bakteri
itupun akan berkembang baik.
Pada saat memanfaatkan laktosa tersebut, bakteri tidak menghabiskan
seluruhnya. Tetapi terdapat sisa-sisa berupa asam-asam organik yang
bersifat dapat menambah kerusakan jonjot-jonjot usus. Penambahan bakteri
yang berlipat ganda ini pun akan membahayakan usus yang telah rusah
tadi. Akibatnya diare pun akan berkepanjangan dan akan terjadi gangguan
pencernaan dan penyerapan makanan. Pada akhirnya gangguan ini akan
mempengaruhi tumbuh kembang anak.
Tidak semua bayi yang menderita diare akan tidak tahan susu atau
laktosa. Biasanya dokter akan menentukan apakah perlu diganti susu yang
didapat bayi. Kalaupun perlu, penggantian tersebut hanya bersifat sementara.

*Diare dan susu khusus*

**Laktosa memang tidak sembarangan ada di dalam ASI atau susu formula
kalau tidak ada keunggulannya. Keunggulan utama adalah dalam penyerapan
mineral kalsium yang sangat dibutuhkan bayi untuk pertumbuhan tulangnya.
Sebagian ahli juga berpendapat bahwa laktosa juga berguna dalam
mematangkan susunan saraf pusat (otak) bayi, karena ia dibutuhkan dalam
pembentukan sarung serabut saraf.
Walaupun laktosa sangat dibutuhkan oleh tubuh karena ketidakmampuan
tubuh menerimanya terpaksa susu harus diganti dengan susu khusus. Tetapi
susu ini juga bisa digunakan oleh penderita diare pada saat serangan
saja, untuk kemudian kembali pada susu biasa. Hal ini mengingatkan
laktosasangat dibutuhkan bayi. Komposisi susu khusus ini disesuaikan
dengan keadaan penderita diare. Disesuaikan dengan berkurangnya laktase
dalam tubuh penderita, maka jumlah laktosa tersebut dikurangi dan
diganti dengan jenis karbohidrat lain atau jenis glukosa polimer. Bisa
juga laktosa tersebut dihilangkan dan diganti dengan jenis glukosa lain.

Tiga golongan susu khusus untuk diare adalah:

*

Formula susu sapi rendah laktosa
Pada jenis susu ini kadar laktosa susu normal yaitu 7 gram/100
milimeter diturunkan menjadi kira-kira 1 gram/100 milimeter.
Contoh susu : / LLM / dan / Almiron
/

*

Formula susu sapi bebas laktosa
Laktosa yang ada pada susu dihilangkan dan diganti dengan gula
lain. Contoh susu : /Bebelac FL /dan /Pregetismil
/

*

Formula susu kedele
Formula ini terbuat dari kedele sehingga tidak mengandung susu
sapi. Otomatis susu ini tidak mengandung laktosa.
Contoh: /Nursoy, nutrisoya, /dan /Prosobee/

oleh Agus Firmansyah at website Ikatan Dokter Anak Indonesia