Kuantar kau tidur malam ini, seperti biasa..
> Bersama kita ucapkan doa sebelum tidur sambil tanganmu melingkar di leherku,
> kau tersenyum... .
>
> Matamu menatapku, bening dan bahagia...
> Sudah kau lupakan sedihmu tadi pagi saat aku marah karena kau tidak turuti
> perintahku.. .
> Kulontarkan anak panah tajam kata-kata, mengkritikmu. ....
> Berapa banyak Nak, yang menancap di hatimu sehingga ia berdarah?
> Tak kau kesal padaku juga...
>
> Padahal tadi siang aku menatapmu dengan panasnya amarah....
> Hanya karena masalah sepele, yang bahkan akupun tahu kau tak bermaksud
> melakukannya. ...
> Berapa banyak benih cinta dalam ladang hatimu yang hangus karena tatapanku,
> Nak?
>
> Tak pernah kau jera untuk mencintaiku. ...
> Sementara tadi sore kau tertunduk saat aku tuding kau...sebab kurasa kau tak
> perhatikan kata-kataku. ..
> Tembuskah tombak telunjukku menusuk dalam jantungmu... Nak??
> Masih tetap kau cari aku untuk memelukmu... .
>
> Sesudah saat makan malam tadi aku menghukummu karena tak kau habiskan
> makananmu yang kubilang dibeli dengan susah payah....
> Menyusutkah rasa sayang dalam kantong jiwamu karenanya, Nak?
>
> Malam ini, kutemani kau tidur seperti biasa..
> Bersama kita ucapkan doa sebelum tidur...
> sambil tanganmu melingkar di leherku, kau tersenyum... .
> Matamu yang mengantuk menatapku, bening dan bahagia....
>
> Airmataku meleleh saat kau terpejam dengan senyummu masih dibibir dan
> tanganmu masih memeluk leherku...
>
> Aku mohon maafmu, Nak..
> Ajari aku untuk mencintaimu seperti kau mencintaiku. ...
>
(copas dr salah 1 milis)