Bayi yang dilahirkan dengan kulit menguning biasanya akan normal dengan cara dijemur. Tapi jika bayi kuning tak kunjung hilang hingga 2 minggu meskipun sudah dijemur, kondisi ini bisa dicurigai sebagai atresia bilier.

Atresia bilier adalah penyakit pada bayi yang menyebabkan saluran empedu menjadi buntu, hal ini membuat hati tidak mampu mengalirkan empedu ke dalam usus 12 jari. Akibatnya empedu akan terbendung di dalam hati dan menyebabkan kerusakan hati yang dapat berujung pada gagal hati. Gejala ini sudah dapat terlihat sebelum bayi berusia 1 tahun.

Bayi dengan atresia bilier akan memiliki kulit dan mata yang menguning. Pada awalnya warna kulit tidak terlalu mencolok, sehingga sering diabaikan dan hanya dijemur-jemur saja. Tapi jika sudah 2 minggu masih tetap kuning, perlu dicurigai sebagai atresia bilier.

Gejala lain yang muncul atau cukup mencolok adalah bayi memiliki urine berwarna pekat dan juga warna tinjanya yang pucat atau putih (seperti dempul). Hal ini disebabkan penderita atresia bilier tidak memiliki empedu, karena warna tinja ditentukan oleh adanya empedu (bilirubin) dalam tinja.

Dr menuturkan bayi dengan atresia bilier bila tidak ditangani akan mengalami kerusakan hati yang berat (sirosis hati) dalam waktu 2 bulan saja. Kerusakan ini akan sangat hebat dan cepat, sehingga bayi atresia bilier yang tidak mendapatkan pertolongan medis pada umumnya akan meninggal di usia 1-2 tahun.

Atresia bilier terjadi pada 1 banding 10.000 sampai 15.000 bayi lahir hidup. Jika angka kelahiran hidup di Indonesia mencapai 4,5 juta per tahun, maka diprediksi bayi yang menderita atresia bilier mencapai 300-450 bayi setiap tahun.

Dr menambahkan hingga saat ini para ahli dari seluruh dunia masih mencari tahu apa penyebab dari atresia bilier ini, karena beberapa bayi ada yang dilahirkan bagus tapi lama kelamaan terjadi gangguan di saluran empedunya.