Sering kali setelah bisa membeli pakaian yang sudah lama kita inginkan, secara sadar maupun tidak, kita ingin segera memamerkan penampilan kita dengan baju baru itu pada orang lain. Dan celakanya, baju baru tersebut kita kenakan sebelum mencuci dan menyeterikanya lebih dulu. Atau mungkin juga karena memang sudah tidak punya waktu lagi berhubung pakaian itu harus segera dikenakan pada sebuah acara. Ternyata ini merupakan kebiasaan yang tidak sehat, sebab pakaian yang baru kita beli itu ternyata seringkali sudah ditumpangi kotoran bahkan bibit penyakit dari orang lain.

MENGAPA BAJU BARU HARUS DICUCI DULU?

Anda pasti excited ketika membeli baju baru dengan model yang sudah lama Anda idam-idamkan. Sampai-sampai, Anda tak mau menunggu hingga baju baru itu dicuci lebih dulu sebelum dipakai.
Namun, ada sebuah laporan mengenai seseorang yang mengalami sakit kepala dan nyeri tenggorokan akibat tidak sabar untuk memakai pakaian baru. Padahal, mencuci penting dilakukan untuk membuang bahan-bahan kimia yang biasa digunakan untuk membuat pakaian terlihat tetap baru.

Substansi seperti formaldehyde dan banyak senyawa penyebab alergi lain digunakan pada bahan pakaian untuk berbagai alasan, di antaranya, untuk membantu mencegah pakaian jadi kusut dan menyusut. Hanya dengan sekali mencuci, sebenarnya Anda sudah bisa menghilangkan atau mengurangi kadar substansi ini.

Di Amerika, penggunaan formaldehyde dalam pakaian tidak ada aturannya. Namun, beberapa negara memberlakukan kadar maksimal yang boleh digunakan. Laporan terbaru dari US Government Accountability Office (GAO) menyebutkan bahwa kadar dalam produk tekstil yang diuji di Amerika sudah memenuhi standar paling ketat daripada yang ditetapkan di tempat lain, sekitar 75 ppm (part per million, satuan kadar atau konsentrasi) untuk item yang mengalami kontak langsung dengan kulit.

Namun, pernyataan tersebut rupanya tidak cukup bagi sebagian orang. Diperkirakan, sekitar 9 persen dari populasi Amerika sangat sensitif terhadap formaldehyde sehingga paparan dari level yang rendah pun sudah cukup menyebabkan bintik-bintik merah pada kulit, atau beberapa reaksi alergi. Beberapa item yang diuji GAO mencapai angka 200 ppm. Menurut laporan GAO, karakteristik dermatitis akibat paparan formaldehyde antara lain bercak kemerahan, bengkak, lecet, dan kulit bersisik yang gatal atau panas.

Entah apakah produk garmen di Indonesia juga mengenakan bahan-bahan kimia seperti ini. Bagaimanapun, mencuci baju baru tetap penting dilakukan untuk membersihkan keringat atau kotoran dari orang lain yang mencoba pakaian tersebut sebelum Anda. Atau, saat membeli mintalah stok pakaian yang masih baru (terlipat dalam bungkus plastik).

CUCI DULU BAJU BARU ANDA

Suatu penelitian yang dilakukan Universitas New York mengambil sampel beberapa helai pakaian yang baru dibeli dari department store, mulai celana panjang, pakaian dalam, hingga baju, yang masing-masing dibeli dari toko pakaian yang berbeda.

Dr Phillip Tierno, kepala departemen Microbiology and Immunology Universitas New York yang memimpin penelitian tersebut, menemukan banyak bakteri di semua bagian pakaian itu. ''Di sebuah jaket saya menemukan bukti adanya feses, bakteri kulit, dan bekas ludah, terutama di bagian lipatan ketiak dan bagian bokong,'' tuturnya. Sedangkan pada atasan dari bahan sutra, ia menemukan semacam organisme yang biasa ditemukan di vagina, kuman, dan bahkan tinja.

Mungkin ini akan membuat Anda bertanya-tanya, apa yang dilakukan orang saat mencoba pakaian-pakaian tersebut di kamar ganti. Apakah sebelumnya mereka menggunakan toilet umum, dan tidak membersihkan diri dengan cermat sehingga kotoran tertinggal di pakaian? Entahlah, penelitian tidak menunjukkan hal tersebut.

Yang terlihat dari penelitian tersebut adalah bahwa kuman dan bakteri bisa bertahan beminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan, pada pakaian. Hal ini menunjukkan bahwa pakaian itu telah dicoba begitu banyak orang, dan sudah pasti mereka pun terkontaminasi bakteri. Ketika Anda mengepas pakaian, bukan tak mungkin Anda juga menyentuh lipatan ketiak atau keliman pada bagian paha bukan?

Lalu apa yang diakibatkan oleh kontaminasi bakteri tersebut pada diri Anda?

Akibat langsung yang tidak berbahaya mungkin hanya diare. Namun pakaian yang membawa virus seperti norivirus dan bakteri MRSA bisa menyebabkan kerusakan yang parah, bahkan kematian. MRSA adalah bakteri yang tahan terhadap penicillin, yang sering ditemukan pada para atlet. Awalnya hanya berupa lebam-lebam kemerahan, namun bisa berkembang menjadi nanah. Infeksi ini kerap ditemukan di rumah sakit, gym, dan tempat-tempat lain dan menular dari orang ke orang.

kompas.com