Cara Penangganan Perut Kembung....
oleh Seseorang, 14 Tahun Yang Lalu
Penanganan Kembung
Bisa diberikan makanan atau minuman yang hangat akan membuat gas dalam perut menjadi mengembang. Meskipun awalnya terasa sakit, akan tetapi rasa panas dari makanan atau minuman akan mengusir gas yang terperangkap di usus.
Disamping itu perlu ditelusuri penyebab timbulnya kembung dan ditangani penyebabnya. Jika perlu diberikan obat yang membantu pengosongan gas atau menghilangkan pembentukan busa seperti obat simethikon. Dapat pula diberikan obat yang mengandung enzim amylase, protease, lipase dan berbagai vitamin. Sebab salah satu penyebab kembung adalah kekurangan enzim pencernaan tadi.
Bila penyebab kembung adalah gangguan gerakan usus tentu perlu diberikan obat yang mengatur irama gerakan usus (obat prokinetik). Kalau jelas ditemukan adanya infeksi di usus maka perlu diberikan antibiotik.
Dengan demikian, penanganan perut kembung terutama dengan mencari penyebabnya (gangguan elektrolit Kalium dikoreksi dengan pemberian kalium, atasi infeksi, tangani tumor usus), ditambah pengaturan nutrisi, pemberian obat yang mengandung enzim, simethikon, obat pengatur pergerakan usus.
Apabila pasien dirawat di rumah sakit, kadang diperlukan pemasangan selang yang masuk melalui hidung sampai ke lambung (selang nasogastrik). Hal ini dimaksudkan sebagai dekompresi, mengurangi jumlah gas dengan jalan membuat saluran udara langsung dari lambung ke udara luar, tanpa melalui saluran cerna atas (esophagus).
Khusus untuk penyebab kekurangan elektrolit kalium, disamping dikoreksi dengan suntikan KCl, dapat dilanjutkan dengan pemberian buah-buahan atau minuman yang kaya kalium seperti pisang ambon, apel, jeruk, anggur, tomat, dan air kelapa.
Diare
Diare (menurut WHO) merupakan buang air besar yang encer atau cair lebih dari tiga kali sehari. Disebut diare akut jika terjadi selama kurang dari 2 minggu, sedang diare kronis kalau berlangsung lebih dari 4 minggu.
Lebih dari 90% diare akut disebabkan oleh infeksi baik virus maupun bakteri, protozoa dan cacing. Sedangkan sisanya (10%) disebabkan oleh pengaruh obat-obatan, toksin yang tertelan, alergi makanan, iskemia (kekurangan aliran darah) dan beberapa keadaan lain (kecemasan, kelelahan, stress). Diare sering disertai dengan gejala muntah (muntaber: muntah berak), demam, dan nyeri perut.
Adapun diare kronis (yang berlangsung lebih dari 4 minggu) sering disebabkan oleh: kelainan di lambung (gastrektomi: pengangkatan lambung, vagotomi: pengambilan esophagus, anemia pernisiosa akibat kekurangan vitamin B12).
Kelainan di usus: colitis ulserativa (infeksi usus), penyakit Crohn, penyakit Divertikulum. Gangguan penyerapan usus. Bisa juga akibat kelainan metabolis akibat tirotoksikosis (kelebihan produksi hormone tiroid, tumor endokrin usus).
Dapat pula disebabkan oleh obat-obat seperti: purgative, klindamisin (antibiotik), metformin (obat Diabetes). Atau karena gangguan saraf di usus (neuropati otonom pada pasien diabetes). Dan yang sering menyebabkan diare kronis (selain AIDS) adalah keganasan saluran cerna. Perlu dipikirkan kemungkinan adanya tumor di usus pada pasien yang diare tidak kunjung sembuh, apalagi ditambah diare lendir dan darah segar, berat badan menurun, nafsu makan berkurang.
Penanganan diare yang utama adalah pemberian cairan melalui mulut (minum sebanyak pasien mau) guna mengganti cairan yang hilang. Ditambah dengan koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit (natrium, kalium).
Sebagian besar pasien masih efektif dengan pemberian larutan gula garam (oralit). Akan tetapi pada sebagian kecil pasien ada kemungkinan terjadi gangguan penyerapan monosakarid (glukosa, sukrosa) di usus sehingga bila diberikan cairan melalui mulut tidak mampu menyerapnya. Oleh karena itu diperlukan pemberian cairan melalui pembuluh darah vena (rehidrasi intravena).
Yang perlu dicatat adalah penanganan diare dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kekurangan cairan karena bila berlanjut bisa menyebabkan gagal ginjal akut, ketidak seimbangan elektrolit dan dapat menyebabkan kematian akibat kekurangan cairan tadi (hipovolemi).
Pemberian nutrisi tetap harus diperhatikan untuk memperbaiki status kekebalan tubuh yang menurun dan memenuhi kebutuhan tubuh. Apabila jelas penyebabnya adalah infeksi oleh bakteri maka diperlukan pemberian antibiotik.
Akan tetapi kalau penyebabnya adalah virus makan tidak perlu diberikan antibiotik. Jadi tidak setiap diare harus menggunakan antibiotik. Jika tidak beruntung, pemberian antibiotik yang berkepanjangan malah menimbulkan diare.
Ada 1 komentar pada diskusi ini
14 Tahun Yang Lalu