Inilah masalah yang paling umum (dan bikin pusing) para orangtua. Bisa kok disiasati.

Caranya sebagai berikut:
Pamerkan kebiasaan sehat Anda. Anak adalah peniru ulung. Makanya, Anda (plus suami) harus kompak dan membuat si kecil selalu melihat Anda berdua menikmati makanan yang baru dan sehat. Catatan: Jika Anda tak suka makanan tertentu (padahal itu baik untuk anak), berpura-puralah menikmatinya. Selera Anda bisa berkembang lho. Bisa-bisa Anda malah jadi penggemar berat makanan tersebut kelak.

Buatlah makanan sehat sebagai satu-satunya pilihan. Kosongkan kulkas dan lemari dari makanan yang tidak sehat, serta hanya siapkan makanan bergizi seimbang pada waktu makan bayi. Begitu lapar, mau tidak mau anak akan makan makanan yang disediakan.

Perkenalkan makanan baru setiap minggu. Jika awalnya anak tidak mau menyentuh makanan, cobalah lagi, lagi, dan lagi. Bila perlu, sajikan makanan tersebut sampai 10 kali sebelum si kecil tergerak untuk mencicipinya. Penelitian membuktikan, anak akan menerima makanan yang semula ditolaknya, setelah terekspos makanan tersebut sampai 10-15 kali. Jadi, jangan memaksa dan jangan cepat-cepat menyerah ya!

Biarkan anak memilih. Berikan daftar makanan yang terbaik bagi anak, lalu biarkan ia memilih 2-3 jenis makanan yang paling disukainya. Anak pasti akan menghabiskan makanan yang dipilihnya sendiri.

Tambahkan saja sesuatu. Beberapa sayur (misalnya brokoli atau bayam) mengandung suatu zat, sehingga terasa pahit. Untuk menetralisir rasa pahit tersebut, tambahkan garam, gula, lelehan keju di atasnya, dan sebagainya.