Di usia 6 bulan, si kecil mulai mendapatkan makanan pendamping ASI pertamanya. Tapi prosesnya belum tentu mudah, apalagi membuatnya lahap makan. Perlu usaha ekstra agar makanan yang ada di piring mungilnya bisa habis. Karena itu, perlu cara yang tepat agar dia menikmati acara makannya. Dr. Tinuk Agung Meilany, Sp.A., dari Bagian Nutrisi Anak RSAB Harapan Kita Jakarta, memberikan 10 langkah berikut ini!

1. KENALKAN DI USIA TEPAT

Kesulitan makan erat kaitannya dengan adaptasi makan. Nah, keterlambatan memberikan makanan padat bisa menjadi biang keladi. Itulah mengapa, kenalkan makanan tambahan di usia 6 bulan. Sebab, di usia itu indra pengecap bayi sudah bisa distimulasi. Dengan adanya makanan tambahan, si kecil akan mengenal makanan selain ASI. Makanan itu sudah bisa dikenal lidahnya dengan baik. Jika pengenalan makanan padat terlambat, sangat mungkin bayi akan merasa asing dan menolaknya. Ingat, pengalaman adalah proses belajar. Bayi yang dikenalkan makanan padat di usia 6 bulan, hasilnya tentu berbeda jika dia baru dikenalkan di usia 9 bulan.Selain itu, usia 6 bulan dinilai tepat karena bayi sudah mampu menegakkan punggung. Ia sudah mampu menelan dengan baik dan risiko tersedak bisa diminimalkan. Si kecil juga sudah siap mengunyah dan menelan makanan padat. Selain itu, di usia ini asupan ASI saja tidak cukup. Bayi memerlukan makanan pendamping ASI agar tumbuh kembangnya optimal. Dengan pengenalan seperti itu, bayi menjadi terbiasa dan tidak susah lagi menyantap makanan padat.

2. KENALKAN SECARA BERTAHAP

Berikan makanan secara bertahap, baik dari jumlah maupun frekuensi. Mulailah sedikit demi sedikit, dari satu takar sendok makan, ditingkatkan menjadi dua, hingga akhirnya lima sendok takar. Demikian juga dengan pengenceran buburnya, encerkan secara bertahap. Sedapat mungkin encerkan bubur dengan ASI. Frekuensinya pun setali tiga uang. Mulanya bayi hanya diberi makan satu kali sehari lalu menjadi dua kali, hingga diharapkan di usia 7-8 bulan bisa tiga kali makan. Inilah yang disebut dengan proses belajar makan. Jika proses belajar makan secara bertahap diabaikan, boleh jadi akan membuat bayi mogok makan. Ini karena si kecil tiba-tiba harus berkenalan dengan makanan dalam jumlah banyak dan frekuensi yang kerap. Tapi, dampak ini sangatlah individual, karena ada beberapa bayi yang langsung bisa menerima ma- kanan, meski jumlahnya banyak juga frekuensinya langsung tiga kali. Hanya saja, jumlah bayi dengan tipe ini cukup sedikit.

3. BUATLAH JADWAL MAKAN

Miliki jadwal memberikan makanan padat yang tepat. Keteraturan akan membuat ritme biologis si kecil terpola. Jika bayi dibiasakan makan makanan padat pukul 8 pagi, maka setiap jarum jam menunjukkan angka 8 pas, perut si bayi akan keroncongan meminta makan. Ini berbeda jika bayi tidak memiliki jadwal yang rutin. Jadwalnya sesuka hati, disesuaikan dengan kesempatan yang dimiliki orangtua. Akibatnya, ritme biologis bayi menjadi tidak terpola. Sulit makan pun mendera.

4. ATUR JADWAL MAKANAN SELINGAN DAN ASI

Atur pula waktu memberikan makanan selingan dan ASI. Jangan salahkan bayi tak mau makan karena sebelumnya sudah minum ASI/susu. Pasalnya, ASI/susu memberikan efek kenyang lama, sekitar 3 jam. Jadi, setelah diberi ASI/susu, bayi baru lapar lagi 3 jam kemudian. Kalau mau, dibalik saja, si kecil diberi makan dulu baru susu/ASI kemudian. Hal yang sama berlaku untuk pemberian snack seperti biskuit bayi. Usahakan diberikan tidak berdekatan dengan pemberian makanan padat.

5. VARIASIKAN MAKANANNYA

Seperti halnya orang dewasa, bayi juga memiliki selera, lo. Si kecil sudah pandai pilih-pilih makanan. Dia bosan jika diberikan makanan yang sama setiap harinya. Siapa sih yang enggak bosan jika makanan yang disantap daging ayam dan nasi melulu? Itulah mengapa, variasikan menu makanan bayi. Khususnya untuk bayi usia 7 bulan ke atas, saat dia diberikan tim saring. Variasi meliputi lauk pauk. Jika hari ini daging ayam, maka esoknya bisa diberikan daging sapi. Begitu pun sayur mayurnya. Bayam bisa divariasikan dengan wortel, dan lain-lain. Intinya, orangtua mesti pandai meracik menu agar bisa membuat selera makan si kecil meninggi. Si kecil pun tidak sulit makan lagi.

6. HINDARI MAKANAN PENUH BUMBU

Secara alami, bayi tidak menyukai rasa yang terlalu tajam. Itulah mengapa, jangan terlalu banyak memberikan bumbu pada makanan bayi. Pemberian garam, pemanis, penyedap, bahkan pedas sebaiknya dihindari. Mungkin saja bayi tidak menolaknya, namun akan menimbulkan permasalahan lain. Bayi terbiasa mengonsumsi makanan berasa tajam. Akibatnya, dia justru menolak makanan tanpa banyak penyedap atau garam. Bisa dibayangkan juga reaksinya saat ditawari sayur-sayuran.

7. BUAT SITUASI MENYENANGKAN

Situasi sangat berpengaruh kepada mood makan. Jadi, buatlah situasi menyenangkan. Suasana rumah tenang, bayi tidak diburu-buru untuk menghabiskan makanan. Pun menyempatkan bermain saat bayi mengunyah makanan. Selain itu, jangan sepelekan mood si pemberi makan. Orangtua atau pengasuh yang stres turut mengganggu mood bayi. Akibatnya, bayi ikut-ikutan cemas dan tak mau makan.

8. MAKAN BERSAMA

Makan bersama umumnya mampu membangkitkan nafsu makan. Selain makan bersama ayah-ibu dan kakaknya, jika memungkinkan, bayi diberi kesempatan makan bersama teman sebaya. Dengan demikian, dia bisa melihat bagaimana bayi lain menikmati makanannya. Acara makan pun jadi menyenangkan. Jika tidak, makan bersama keluarga lain pun sangat bermanfaat. Apalagi jika saat itu bayi menjadi pusat perhatian. Dia bisa makan lebih lahap lagi. Hal lain yang perlu diperhatikan, temani dan buat interaksi saat makan. Dengan begitu, bayi menganggap acara makan merupakan aktivitas menyenangkan.

9. DISIPLIN

Di negara maju, orangtua sangat disiplin saat memberikan makan kepada bayinya. Si kecil didudukkan di kursi makan untuk kemudian disuapi. Setengah jam kemudian acara makan harus selesai. Mengingat bayi menikmati makan hanya pada setengah jam pertama. Selebihnya, bayi tidak berselera menyantap makanan. Hindari memberi makan kepada bayi selama berjam-jam. Cara pemberian makannya pun jangan sambil jalan-jalan. Itu membuat acara makan jadi merepotkan, karena bayi tak mau makan jika tidak jalan-jalan. Tirulah cara makan bayi di negara maju yang tak memakai jasa babysitter atau si mbak.

10. SEDIAKAN PERLENGKAPAN MAKAN YANG MENARIK

Agar selera makannya bertambah, sediakan perlengkapan makan yang menarik seperti piring, gelas, atau sendok berbentuk/bergambar lucu dengan warna-warna cerah. Bayi yang sudah bisa duduk sendiri dapat memiliki kursi makan khusus. Dia pun akan bersemangat saat acara makan tiba.

Sumber:NAKITA