Cegah Rasa Malu Pada Balita
Rasa malu yang akut bisa terjadi karena orangtua kurang peka pada tanda-tanda yang terjadi pada anak. Anda tentu bisa mencegah tumbuhnya rasa malu pada diri anak sedini mungkin.

1. Ajarkan keterampilan sosial dengan mengajarkan anak cara berkenalan pada saat bertemu orang baru. Bantu ia menyodorkan tangan untuk bersalaman dan menyebutkan nama, walau belum sempurna benar tidak apa. Saat mulai belajar berteman, ajarkan anak untuk memelihara pertemanan dengan bersikap sopan, misalnya minta tolong dengan sopan, bukannya menyuruh. Minta maaf bila tidak sengaja menginjak kaki teman dan mengucapkan terima kasih bila menerima bantuan atau hadiah.
2. Hindari memberi label “anak pemalu” atau membiarkan orang lain menyebut anak Anda pemalu. Ia akan hidup dalam sebutan itu. Kalau ada orang yang mengatakan anak Anda pemalu, jawab dengan, “Oh, anak saya bukannya malu. Dia hanya sedang cari bahan obrolan. Sebentar lagi dia pasti mau diajak ngobrol.” Atau, “Anak saya butuh waktu untuk kenal orang baru.”
3. Bantu anak merasa mampu. Beri kesempatan anak untuk menunjukkan kemampuannya, menunjukkan dirinya dia penting, dengan misalnya memberinya tugas –yang ia mampu, seperti menata sendok menjelang waktu makan– , ikutkan ia menentukan menu makanan, ajak ikut mengangkat belanjaan dan biasakan ia memilih sendiri baju yang akan dipakai.
4. Bangun hubungan saling percaya. Rasa malu bisa terbentuk karena anak tidak percaya orang lain. Pada kasus ini, orangtua harus berusaha ekstra keras untuk membangunnya:

* Bersikap konsisten pada anak agar anak tahu apa yang Anda harapkan dari perilakunya. Sikap konsisten orangtua membuat anak merasa aman dan percaya pada harapan Anda.
* Jangan ingkar janji pada anak, ia bisa takkan percaya Anda selamanya.
* Bersikap terbuka, apapun perasaan Anda. Anak bisa merasakan kejujuran orangtuanya dalam setiap kalimat yang diucapkan. Ketika anak mendeteksi kebohongan, dia takkan percaya pada Anda.