1. Cari kesempatan untuk bicara
Setiap kali anak terpana melihat Anda atau menatap obyek, bahasa tubuh, atau menggumam, anggaplah itu sebagai undangan untuk mulai pembicaraan. Maka ketika si kecil memperhatikan Anda menyiapkan susu, katakan sesuatu seperti, “Mama lihat kamu sedang memerhatikan Mama. Kamu penasaran ya? Mama sedang menyiapkan susu untukmu karena kamu terlihat lapar.”
2. Katakan. Lalu Ulangi.
Mungkin bagi Anda membosankan, tapi pengulangan sangat menarik bagi bayi. Mendengar kata yang sama berulang-ulang akan menstimulasi sambungan sarat yang menghubungkan bunyi dan makna di dalam otak anak. Pengulangan juga memberi dia kesempatan untuk mencari dalam ingatan tentang konsep kata yang Anda lontarkan sekaligus mengendapkan kata-kata tersebut di dalam benaknya. Ketika anak berusia 1 tahun, dia akan mengetahui sebagian besar bunyi-bunyi penting tapi dia belum mengerti kenapa bunyi tersebut perlu digunakan. Pengulangan adalah kunci untuk membantu dia menguasai kemampuan bicara.
3. Ikuti kemauan anak
Riset mengelompokan 2 tipe orangtua. Tipe “fasilitatif” membiarkan anak untuk memimpin pembicaraan dan aktivitas. Sedangkan orang tua dengan tipe “direktif” memilih menggunakan mainan sebagai pusat aktivitas dan menggunakan subyek sebagai bahan pembicaraan. Orangtua dengan tipe fasilitatif lebih mampu mengembangkan kemampuan bahasa anak.
4 Bergantian bicara
Teknik ini menghargai anak sekaligus mengajari dia konsep memberi dan menerima dalam sebuah pembicaraan. Anda bisa menerapkan teknik itu sejak hari pertama kelahiran bayi, jauh sebelum anak memiliki perbendaharaan kata. Beri jeda setelah Anda mengatakan sesuatu kepada anak, seperti Anda menunggu jawaban dari dia. Seiring waktu, dia akan memahami bahwa inilah kesempatannya untuk memberi Anda respon verbal.