Bayi atau anak yang pipinya merah bisa disebabkan karena berbagai sebab; antara lain: karena menderita eksim susu, eksim seboroik, atau bisa juga karena iritasi atau alergi.

1. Eksim Susu
Eksim susu dikenal di dunia medis sebagai eksim atopik atau dermatitis atopik. Banyak ibu-ibu yang menganggap penyebabnya adalah terkena air susu ibu yang tidak dibersihkan dengan baik. Pengertian tersebut sebenarnya salah kaprah. Eksim susu bukan karena terciprat ASI. Penyebab paling sering adalah alergi, terutama alergi susu formula.

Faktor terpenting adalah faktor alergi yang diturunkan dari orang tuanya. Bila orang tua mengalami asma, pilek alergis, atau eksim kulit kronis, maka bayi tersebut berisiko mengalami eksim susu.

Eksim susu biasanya muncul pada saat bayi berumur 2 bulan. Sekitar 60% kasus muncul pada tahun pertama kehidupan, sedangkan sebagian kecil baru muncul pada umur 4 – 10 tahun.

Ciri khas eksim terutama keluhan gatal. Rasa gatal dapat dipicu oleh cuaca panas, keringat, stress emosional, garukan, dan gesekan. Lokasi eksim biasanya di kedua pipi, bisa juga di dahi. Kulit terlihat kering, merah atau timbul bintik-bintik merah kecil seperti jerawat. Jika digaruk kulit semakin merah, tidak jarang timbul bintil-bintil berair yang jika pecah kulit menjadi membasah bahkan sangat mungkin menjadi bernanah karena infeksi. Pada anak-anak yang agak besar, lokasi gatal bisa juga ditemukan di daerah-daerah lipatan, seperti leher, lipat siku, lipat lutut. Penyakit ini bersifat menahun dan kambuh-kambuhan.

Untuk pencegahan, pemberian ASI sangat menguntungkan dibandingkan susu formula, karena alergi terhadap susu formula dapat mencetuskan eksim susu. Hindari rangsangan yang dapat menimbulkan rasa gatal. Kulit dirawat secara teratur dengan menggunakan pelembab ataupun kosmetika anak sesuai umurnya. Jika gejala merah di pipi sudah muncul tetapi kulit belum membasah dan tidak bernanah, boleh menggunakan krim hidrokortison 1% 1-2 kali sehari. Oleskan krim tipis-tipis dalam jangka tidak lebih dari 1 minggu. Sayangnya, krim yang digunakan terlalu banyak atau terlalu lama justru menyebabkan kulit menjadi tipis dan belang putih. Kadang dokter memberikan sirup antihistamin untuk mengurangi rasa gatal. Jika kondisi tidak membaik atau malah memburuk, sebaiknyameminta nasihat ke dokter kulit.

2. Eksim Seboroik

Eksim seboroik merupakan penyakit kulit kronis yang ditandai dengan gejala kulit kemerahan dan bersisik pada daerah-daerah yang kaya akan kelenjar minyak, seperti di wajah, kepala dan dada. Bentuk ringan eksim seboroik adalah apa yang sering kita sebut sebagai “ketombean”. Pada bayi sering disebut dengan cradle cap atau dalam bahasa Jawa sering disebut sebagai “sela karang”. Eksim ini biasanya muncul pada saat bayi berumur satu bulan.

Penyebabnya diduga karena kelenjar minyak terlalu aktif dan juga karena pengaruh dari sejenis kuman yang bernama Pityrosporum ovale. Tanda-tanda eksim seboroik adalah kulit berubah menjadi merah dan tertutup sisik yang lengket berwarna kekuningan atau sisik putih kering. Kadang dijumpai adanya bintik-bintik merah kecil seperti jerawat. Pada kulit kepala biasanya sisik melekat erat sehingga sulit dilepaskan. Pada wajah biasanya mengenai kedua pipi, dahi, sekitar alis dan di telinga. Kasus yang berat bisa meluas ke badan dan lengan.

Penanganan eksim seboroik adalah dengan memandikan anak secara teratur dengan sabun bayi. Sisik di kepala yang tebal dan sulit dikelupas dapat diatasi dengan cara mengoleskan minyak zaitun (olive oil), didiamkan beberapa saat, selanjutnya dilepas dengan sisir secara perlahan. Sebaiknya kepala bayi dibersihkan dengan menggunakan sampo bayi atau sampo yang mengandung ketokonazole 2%. Pada kulit yang kemerahan dapat dioleskan krim hidrokortison 1% atau krim ketokonasol 2%.

3. Terkena bahan yang megiritasi atau menyebabkan alergi

Pipi yang merah pada bayi dan anak dapat juga disebabkan karena terpapar bahan -bahan yang bersifat mengiritasi kulit atau menyebabkan alergi. Berbeda dengan kulit dewasa, kulit anak lebih rentan terhadap iritasi dan alergi

Berbagai bahan kosmetika bisa menimbulkan iritasi atau alergi pada kulit anak. Seringkali anak tidak tahan terhadap zat warna, pewangi, pengawet atau keasaman dari produk kosmetik. Penanganan kulit anak yang mengalami iritasi atau alergi dapat dilakukan dengan membersihkan kulit bayi secara teratur menggunakan kosmetika seringan mungkin, dan menghindari zat warna dan pewangi. Kulit yang kemerahan dapat diberikan krim hidrokortison 1%.