Mungkinkah menjadikan pertengkaran sebagai salah satu lem perekat hubungan agar makin mesra dan saling memahami dengan pasangan?

Perbedaan yang diwujudkan dalam pertengkaran atau perdebatan, merupakan bumbu-bumbu penyedap yang memiliki esensi dalam hubungan itu sendiri. Bukan justru menjadi jurang pemisah di antara kedua insan. Simak beberapa hal yang dapat memicu perbedaan yang ada dalam suatu hubungan menjadi sebuah pertengkaran dalam rumah tangga:

Terus Menerus Lembur

Salah satu hal yang menyebabkan terjadinya pertengkaran adalah persoalan pekerjaan. Tidak sedikit, lho, suami yang menginginkan istrinya hanya fokus mengurus kebutuhan keluarga. Nah, inilah salah satu sebab munculnya persoalan. Bagi istri yang sebelum menikah telah memiliki masa depan karier yang cemerlang, tentunya akan merasa sangat berat meninggalkan dunia kerja yang Anda cintai tersebut. Lagi-lagi, menyudutkan Anda untuk memilih antara cinta keluarga atau suami, bukan?

Belum lagi ketika jam kerja Anda yang menuntut untuk pulang malam, pastinya menjadi pemicu utama perselisihan Anda dengan suami. Mungkin saja, suami Anda akan merasa disepelekan dan dinomor duakan dari pekerjaan Anda. Padahal, bagi Anda sendiri, tentu tidak bermaksud seperti itu.

Solusinya:

Ada baiknya sebelum melangkah ke pernikahan, diskusikan secara serius mengenai status pekerjaan yang menuntut Anda sering pulang malam. Selain itu bicarakan mengenai status pekerjaan calon suami, apakah hal itu juga mengganggu Anda ke depannya.

Seringnya, ketika masa berpacaran, konsekuensi pekerjaan tidak dianggap serius. Padahal cinta perlu diiringi logika. Dan, bila pertengkaran muncul di tengah jalan pernikahan mengenai pekerjaan masing-masing, tidak perlu emosi. Toh, Anda berdua dari awal memang telah mengetahui risiko pekerjaan masing-masing, bukan?

Untuk urusan pekerjaan dan jam pulang kantor yang tidak menentu, Anda wajib duduk bersama kembali dan merumuskan jalan keluarnya. Apakah Anda atau suami yang perlu mencari tempat kerja baru dengan jam kerja yang lebih masuk akal bagi keluarga dan menguntungkan keduanya.

Jadi, rancanglah bagaimana kehidupan keluarga Anda ke depan dan perhitungkan segala kemungkinan, misalnya, bila anak-anak telah lahir. Makan malam romantis akan sangat membantu diskusi penting ini, lho!

Tentang Anak

Tidak mudah menjadi orang tua karena tantangannya datang dari berbagai sisi, baik itu sisi tanggung jawab hingga moral dan akhlak. Ini pula yang sering menyebabkan pertengkaran. Sebut saja, menentukan cara mengasuh, aturan, dan cara didik terhadap anak-anak. Bisa saja Anda dan pasangan memiliki pandangan berbeda.

Jika pola asuh anak menjadi pemicu pertengkaran dalam rumah tangga Anda, maka satu hal yang wajib Anda ingat adalah jangan pernah bertengkar di depan anak-anak! Karena itu merupakan contoh dan pembelajaran negatif yang dapat dengan mudah diserap oleh anak Anda.

Solusinya:

Jika emosi meningkat, diam saja dulu. Jika suami sudah memulai dahulu dengan omelan, maka Anda perlu menahan diri lebih lagi, dan bisikkan kepada suami Anda, jangan di depan anak-anak, ya. Ingat, saling jaga mulut antara istri dan suami di depan anak sangatlah penting.

Mulailah menjadi dewasa dalam segala hal. Atur nafas panjang, pergilah dari hadapan Si Kecil sesegera mungkin, apalagi bila ingin menangis kesal. Masuklah ke kamar mandi dengan berpura-pura ingin buang air kecil atau membersihkan muka.

Setelah itu, ketika berdua saja dengan suami, gunakan kepala dingin karena ini menyangkut apa yang akan diterapkan kepada buah cinta. Mulai saja dengan senyuman hangat, atau bahkan dengan seringai senyum kocak agar suasana tegang berubah reda.

Gengsi? Nah, kalau sudah urusan rumah tangga buat apa lagi gengsi! Pastinya setelah masalah selesai akan menjadi semakin lengket, perasaan respek juga akan muncul ketika Anda berdua berhasil melalui pertengkaran atau perbedaan pendapat tersebut. Nikmati saja seninya.

Afra Mayriani
Tabloidnova