Sayangnya, tak semua anak dapat segera membangun social skills. Misalnya, seperti yang terlihat pada seorang anak yang pemalu. Anak yang pemalu biasanya sering memiliki kesulitan untuk bergabung dengan teman-temannya. Sebagai ibu, tentu Anda pun merasa pedih hati bila melihat anak Anda duduk sendirian, melihat teman-temannya bermain dari kejauhan, tidak mampu melakukan langkah pertama untuk berpartisipasi dalam pertemanan. Ketidakmampuan ini, bila tidak segera dibenahi, dapat berakibat buruk terhadap self-esteem (penghargaan terhadap diri sendiri) balita. Sebagai orangtua, di sinilah tugas kita untuk membantu buah hati kita dalam membangun kecerdasan sosial mereka. Bantuan dapat dilakukan dengan berbagai cara, dengan tujuan meyakinkan si anak bahwa ia memiliki kesempatan yang sama dengan teman sebayanya untuk menikmati pertemanan. Apa saja yang perlu diketahui tentang kecerdasan sosial? Inilah beberapa hal terpenting:
Empati. Empati adalah kemampuan untuk memahami perasaan orang lain. Balita sebetulnya sering memiliki kasih sayang secara alamiah terhadap balita lain, terutama bila anak lain itu tampak kesepian, sedih, atau menangis. Bila seorang anak jatuh di depannya dan menangis karena lututnya luka, balita sering bergegas mendekatinya untuk menolong. Cara menumbuhkan empati ini bisa dilakukan di lingkungan mana pun anak Anda sedang berada, supaya selalu terpatri dalam hati dan pikirannya. Begitu pula, bila anak Anda sedang bermain dengan teman dan ia tidak mengizinkan temannya memainkan mobil-mobilannya, Anda dapat mengingatkannya bahwa perilaku itu akan menyakitkan teman.
Sikap asertif. Sikap ini adalah kemampuan untuk mengatakan apa yang diinginkan tanpa harus bersikap agresif. Bila diperhatikan, mungkin Anda pernah melihat seorang anak merebut mainan anak lain atau mendorong anak seusianya karena ia ingin duduk di bangku sendirian. Bila anak Anda melakukan hal itu, Anda perlu memberi pengertian tentang cara dan perilaku yang positif dan layak dalam menyampaikan suatu keinginan. Karena kosa kata balita masih berkembang, mungkin ia memang perlu diajari kata-kata baru yang mengekspresikan keinginannya.
Keahlian Memecahkan Masalah (Problem-Solving Skills). Seorang balita juga harus belajar bagaimana caranya berkompromi, memecahkan masalah, dan menangani konflik. Bila dua orang anak menginginkan mainan yang sama, mereka harus belajar bagaimana cara berbagi atau bergiliran. Keahlian memecahkan masalah akan membantu membangun self-esteem dan membuat balita dapat mengembangkan hubungan yang kuat.
Ekspresi Diri. Balita butuh dimengerti, menyampaikan pikiran-pikiran dan perasaannya dengan gampang. Apa yang dipikirkannya itu harus juga diterima orang dewasa. Selain itu, balita sebaiknya juga berkemampuan untuk mengerti emosi mereka sendiri dan menerangkannya pada orang lain. Kemampuan mengekspresikan perasaan ini adalah kunci dalam berteman dan mengatasi konflik. (Hannie Kusuma)

infobunda.com