Usai terpeleset jatuh di depan banyak orang, apa yang akan Anda lakukan saat melihat orang lain menertawakan Anda?! Apakah Anda akan berdiri sambil marah-marah?! Melenggang lalu tanpa ekspresi?! Atau, ikut tertawa?! Tentunya dengan catatan bahwa saat itu Anda tidak sedang kesakitan.

Tak banyak mungkin dari kita yang bakal memilih alternatif jawaban terakhir. Memang sungguh tidak wajar bila kita ikut menertawakan diri sendiri. Namun, pada kenyataannya, justru orang yang berani menertawakan diri sendirilah yang terbukti memiliki rasa aman tingkat tinggi dalam dirinya.

Banyak orang menjadi stres karena mereka dikendalikan oleh pendapat orang. Saking takut ditertawakan, beberapa bahkan tampil dengan memakai 'topeng' dan menjalani hidup dengan menyangkal jati dirinya yang asli. Namun, bagaimana dengan hal-hal yang terjadi di luar kendali kita, seperti terpeleset itu contohnya?! Saat itu kita hanya mempunyai 2 pilihan, menanggapi tawa orang-orang itu sebagai olokan atau hanya sebagai reaksi lucu belaka.

Tidak ada orang yang ingin menjadi bahan lelucon orang lain, dan itu benar. Memang kita tidak boleh membiarkan diri jadi bahan olokan atau lelucon orang lain. Namun, adakalanya juga mereka yang melihat kejadian itu sebenarnya tidak bermaksud mengolok. Terkadang mereka hanya merasa bahwa hal itu lucu, itu saja. Itu hanya tawa spontan akibat kejadian yang lucu. Tidak ada unsur meledek atau mengolok.

Lalu, bagaimana kita bisa membedakan mana yang tertawa meledek dan mana yang hanya tertawa biasa saja?! Kadang kita bisa membedakan hal itu dari kebiasaan atau karakter seseorang. Kalau ia terkenal sebagai seseorang yang negatif dan suka meledek, maka besar kemungkinan ada unsur olokan dalam tawanya apalagi bila tawanya berkelanjutan. Namun, bila tidak, maka bisa jadi itu hanyalah reaksi spontan akibat situasi lucu belaka.

Kita mungkin menyanggupi untuk memilah-milah. "Oke, saya akan ikut tertawa dengan orang yang hanya menganggap itu lucu, namun tidak dengan orang yang mengolok-olok saya". Mungkin begitu pemikiran Anda.

Padahal, jika Anda tahu, olok-olok atau ledekan orang lain bisa kita bungkam jika kita ikut tertawa bersama mereka. Dengan lain kata, kita menyindir ulah mereka dengan menertawakan diri mereka juga. Bersikap seperti ini akan membuat orang yang bermaksud meledek menjadi heran karena diri kita begitu sulit terusik dengan sikap olok-olok mereka.

Lalu, apa kesimpulannya?! Bagaimana menghadapi tertawaan dari orang lain?! Entah itu hanya sekedar tertawa atau mengandung unsur ledekan, ikutlah tertawa bersama mereka.

Tertawa akan membuat Anda sadar bahwa Anda (dan dia) hanya manusia biasa yang bisa saja 'terpeleset'. Tertawa akan melepaskan beban stres yang tak seharusnya kita pikul seharian hanya gara-gara kejadian terpeleset. Ikut tertawa akan menunjukkan pada orang lain bahwa kita memiliki kepribadian yang ramah dan tidak mudah tersinggung.

Maukah Anda menjadi orang yang bebas stres akibat hal-hal tak terkendali?! Belajarlah menertawakan diri sendiri dan katakan "selamat tinggal" pada stres. (wo/meg)