Orangtua seringkali tak menyadari, bayi baru juga bisa mengalami stres oleh pengaruh lingkungan. Maklum, banyak mama juga ‘sibuk’ dengan dirinya sendiri pasca membawa bayi baru pulang ke rumah.

Apalagi kalau mama mengalami baby blues, emosi yang tak stabil, dan perasaan yang tak menentu bisa membuatnya tak terlalu peka terhadap keadaan si bayi. Padahal, beberapa bayi baru lahir kadangkala ikut stres ketika harus beradaptasi dengan aktivitas di sekelilingnya, dan mengikuti ritme kehidupan yang baru di rumah.

Lalu tanda-tanda seperti apa yang menunjukkan bayi baru Anda stres? Sebetulnya ini bisa dilihat dari gerakan tubuh, tarikan wajah, tatapan mata, pola pernapasan, dan respon yang ia tunjukkan. Tepatnya, seringkali ia akan menunjukkan tanda-tanda seperti ini:

- Tidurnya terlihat ‘dalam’ (deep sleep). Bayi seolah susah sekali bangun dan sulit membuka mata. Ia terlihat ‘malas’ menyusu, dan nyaris tidak melakukan gerakan yang berarti. Jantungnya berdetak lambat dan pernapasannya teratur. Bila Anda mengusiknya ia akan cepat terbangun, tapi dengan cepat ia akan tertidur lagi.

- Sering menangis tanpa sebab. Sesekali tubuhnya terlihat bergerak, dan menolehkan kepala. Wajahnya seperti ditarik atau meringis. Pernapasan dan detak jantungnya tak beraturan, wajahnya kadangkala berubah memerah, tapi lalu kembali normal. Bila dibiarkan sendirian ia bisa saja terbangun, atau kembali tertidur.

- Mata terbuka, tapi tatapannya kosong. Wajahnya terlihat lesu. Terkadang kakinya menendang-nendang secara spontan, jantungnya berdetak tidak teratur, begitupun pernapasannya. Wajahnya bisa berubah memerah dan ia terlihat gelisah dan rewel. Bila dibiarkan ia akan menangis dan kesal. Wajahnya yang memerah lama kelamaan bisa terlihat agak membiru karena menangis berkepanjangan.

Dengan mengenali sinyal-sinyal stres saat berinteraksi dengan si bayi, Anda akan bisa segera menolongnya, menenangkan dan membuatnya merasa lebih nyaman, dan membantunya beradaptasi dengan lingkungan barunya, yaitu rumah!