Sebenarnya, ujar Niken, anak bisa lekat pada siapa saja. Entah itu ibu, ayah, pengasuh ataupun kakek-nenek, tergantung bagaimana pola kesehariannya dan bagaimana kualitas serta cara orang tua memberi perhatian itu.

Kalaupun anak cenderung lebih lekat pada ibu, kemungkinan besar hal itu terbawa dari kelekatannya sejak lahir. Bukankah sejak dalam kandungan, anak sudah sangat dekat dengan ibunya. Ditambah, sifat ibu pada umumnya lebih peka dan setelah lahir bayi menyusu pula pada ibu.

Namun, tidak mustahil anak lebih dekat pada ayah atau malah pengasuhnya. Mungkin saja dalam kesehariannya, anak tidak mendapat perhatian yang cukup, baik secara kuantitas maupun kualitas dari sosok ibu. Sementara sosok ayah atau malah pengasuh, secara kuantitas dan kualitas mampu memberikan porsi melebihi yang diberikan ibu.

Tidak tertutup kemungkinan pula, meski sehari-hari ibu berada di rumah, anak tetap lebih dekat ke ayahnya. Jika ini terjadi, ibu mesti mempertanyakan caranya menjalin kedekatan psikis dengan anak. Sementara ayah yang jarang ada di rumah malah mampu mencurahkan perhatian yang sangat berkualitas lewat tutur kata, belaian, dan tatapan mata yang membuat anak merasa sangat dekat. "Jadi, kuantitas pertemuan tidaklah cukup tanpa dibarengi kualitas," tandasnya.

balita-anda.com