Hal yang paling menggemaskan orangtua adalah tatkala mendapati si kecil masih ngompol dan buang air besar (BAB) di celana. Untuk itu, orangtua harus tahu dengan tepat kapan anak siap secara fisik dan mental untuk belajar ke toilet

Rafie (1,5 tahun), menggeleng dengan sigap, saat diajak bunda untuk pipis di toilet. Ia lebih memilih meneruskan mengiisap jempolnya sambil berbaring di tempat tidur yang sudah basah kena ompol. Bunda cuma bisa pasrah, karena memaksa Rafie percuma, yang ada nanti Rafie malah nangis.

Bund, umumnya kesiapan mental dan fisik anak pergi ke toilet terjadi memasuki usia 18 bulan. Namun sesungguhnya usia tidak dapat dipukul rata, masing-masing anak berbeda. Jika si kecil belum siap, tidak bijaksana jika orangtua memaksakan mereka harus ke toilet, karena dikhawatirkan malah membuat mereka jadi trauma ke toilet. Lantas, bagaimana mengetahui kesiapan si kecil untuk ke toilet?

Beberapa tanda si kecil siap ke toilet :
• Tidak mengompol beberapa jam sehari, atau bila ia berhasil bangun tidur tanpa mengompol sedikit pun.
• Waktu buang airnya sudah bisa diperkirakan.
• Sudah bisa memberitahu bila celana atau popok sekali pakainya sudah kotor ataupun basah.
• Tertarik dengan kebiasaan masuk ke dalam toilet, seperti kebiasaan orang-orang lain di dalam rumahnya.
• Minta untuk diajari menggunakan toilet.

Tahapan pelatihan ke toilet (toilet training):
• Biasakan menggunakan toilet pada buah hati untuk buang air
Mulailah dengan membiasakan anak masuk ke dalam WC. Latih si kecil untuk duduk di toilet meski dengan pakaian lengkap. Saat si kecil sedang membiasakan diri di toilet, Anda dapat menjelaskan kegunaan toilet. Nah, agar si kecil tidak takut di toilet, Anda dapat menemaninya sambil membacakan buku atau menyanyikan lagu kesayangannya.
• Lakukan secara rutin pada si kecil ketika terlihat ingin buang air
Sejak si kecil terbiasa dengan toiletnya, ajaklah ia untuk menggunakannya. Biarkan ia duduk di toilet pada waktu-waktu tertentu setiap hari, terutama 20 menit setelah bangun tidur dan seusai makan. Bila pada waktu-waktu itu, si kecil sudah duduk di toilet namun tidak ingin buang air, ajak ia segera keluar dari toilet. Bila sekali-sekali ia mengompol, itu merupakan hal yang normal. Anda juga tak perlu khawatir dan memaksanya bila si kecil kadang-kadang mogok dan tak mau ke toilet.
• Pujilah bila ia berhasil, meskipun kemajuannya tidak secepat yang anda inginkan

Bila si anak mengalami kesulitan, jangan menyalahkannya. Jadilah model yang baik, agar si kecil lebih mudah mengerti. Contohkan padanya bagaimana menggunakan toilet sehari-hari. Dengan begitu, toilet tak kan ditakuti si kecil, ia akan dengan senang hati pergi segera ke toilet jika sedang ingin buang air. Mudah-mudahan membantu ya…