Identitas diri anak berkembang. Ia sadar kekuatan dan hak dirinya. Bagaimana ibu dan ayah menghadapi balita kini?

Apa yang terjadi pada anak merupakan bagian dari perkembangan sosial dan emosinya. Terjadi perkembangan pemahaman diri sendiri. Ia sadar bahwa ia perempuan atau laki-laki yang punya selera berbeda dengan bunda. Ia paham apa yang ia suka dan tidak suka, dan ia pun paham posisinya di dalam keluarga. Semua ini memberi pengaruh pada perilaku, kebiasaan, keyakinan dan pikiran-pikirannya yang disebut dengan identitas diri. Kalau sekarang ia tak suka dicolek-colek, itu karena berkembangnya identitas dirinya. Ciri anak yang identitasi dirinya sedang berkembang adalah:
• Mengenali apa jenis kelaminnya.
• Sadar kekuatan dirinya dan merasa bisa mengendalikan lingkungannya.
• Tumbuh rasa percaya diri untuk mencoba atau menolak sesuatu.
• Memahami emosi dan belajar mengendalikannya.
• Sadar hak akan tubuhnya sendiri

Kalau balita Anda sekarang tak mau disentuh, ia tidak sedang membentuk dirinya menjadi anak pemarah atau pelit. Ia justru sedang mengembangkan perilaku baik, memahami tubuhnya sebagai haknya yang patut Anda dukung:
1. Hargai tahap ini karena anak sedang mengembangkan identitas dirinya sebagai manusia mandiri. Mengungkapkan rasa suka atau tidak suka terhadap sesuatu adalah bagian dari proses mandiri.
2. Anak sedang belajar memahami hak atas tubuhnya sendiri, karenanya jangan paksa anak bila tak ingin disentuh, dicolek atau dipeluk. Pelukan ibu dan ayah, masih tetap ia butuhkan terutama saat ia sedang sedih. Katakan, “Oke. Maaf. Lain kali ayah nggak colek-colek lagi.”
3. Bantu anak mempertahankan sikap ini dengan memberinya pujian untuk melindungi diri dari sentuhan orang lain yang bukan anggota keluarga. Anak yang yakin akan haknya terhadap tubuhnya, belajar menghargai diri sendiri secara wajar. Katakan, “Baiklah. Bunda sekarang paham, kamu tak suka dicolek. Jangan mau dicolek orang lain juga ya Nak...Misalnya dicolek kakak-kakak cowok di mobil jemputan, atau orang yang kamu nggak kenal.”
4. Beri pemahaman pada anak, bahwa Anda menyentuhnya karena sayang. Tapi jangan mencolek anak setiap saat. Anak belajar, bahwa orang lain punya hak atas tubuhnya. Pemahaman yang keliru akan hak tubuhnya sendiri membuat si kecil bingung mengembangkan sikap positif terhadap tubuhnya sendiri.
5. Hindari mengatakan, “Ih pelit. Dicolek saja nggak boleh. Nggak boleh marah ah.” Komentar ini membangun harga diri negatif pada anak, karena membangun identitas diri berjalan bersamaan dengan mengembangkan harga diri. Saat anak sedang membangun identitas diri, Anda menyebutnya pelit karena tubuhnya tak boleh disentuh. Harga diri menyangkut bagaimana anak merasakan dirinya sendiri, bukan yang dirasakan orang lain tentang dirinya.
6. Harga diri dan identitas diri sangat sulit diraih. Harga diri yang positif muncul dari dalam diri seseorang, dipelihara oleh lingkungannya. Bila Anda tidak mendukung, Anda menghambat perkembangan buah hati Anda.