Bagaimana Bila Anak Berbohong?

“Abaaang, apa sudah cuci kaki dan tangan tadi?” seru seorang ibu kepada anaknya yang berusia 3 tahun. “Sudah Bunda,” ujar sang buah hati sambil melapkan tangannya ke baju dengan wajah yang takut. Ketika dicek, ternyata tangannya masih belepotan bekas makanan.


Orang tua mana yang tidak sedih manakala menjumpai anaknya yang nyata-nyata telah berbohong kepadanya? Namun, sebagai orang tua, saat menjumpai anak kita berbohong, jangan bersikap reaktif dan keras. Jangan pula sebaliknya, membiarkannya karena menganggapnya masih kecil.


Bila sikap kita salah dalam merespon kebohongan anak, itu akan menjadikan mereka lebih suka atau tertantang untuk kembali melakukan kebohongan. Dampaknya, jika anak terus menerus berbohong ia akan merasa aman dan itu akan menjadi kebiasaan buruk yang sulit dihilangkan.


Ada beberapa sikap yang harus orang tua lakukan ketika menjumpai anak sedang berbohong:
1. Tidak menuduh anak berbohong bila tidak mempunyai bukti. Setiap orang butuh diberi kepercayaan, begitu pula anak-anak kita. Berprasangka baiklah dulu dengan mendengarkan apa yang dia kemukakan. Jika tidak mendapatkan kepercayaan, ia akan takut untuk menyampaikan apa yang dia alami.

2. Menjadi pendengar yang baik, untuk mengetahui apa yang terjadi pada anak. Anak berbohong dengan berbagai macam alasan. Bisa karena imajinasinya, karena takut dimarahi atau meniru perilaku orang dewasa di sekitarnya.

3. Jika anak berbohong karena imajinasi maka ajari anak untuk membedakan antara hal realistis dan imajinasi tanpa menyalahkan sikap bohongnya tersebut.

4. Jika berbohong karena takut dimarahi, cobalah evaluasi diri, apakah Anda terlalu keras kepada anak, sehingga ia takut untuk menyampaikan yang sebenarnya.

5. Jika ia berbohong karena meniru orang dewasa di sekitarnya, katakan bahwa hal tersebut tidak patut dicontoh. Sebagai orang tua, hindari juga memberikan contoh buruk dengan berbohong karena ketika anak menyaksikan, ia akan menirunya.

6. Bila anda mengetahui fakta anak berbohong, langsung jelaskan bahwa anda mengetahui ia berbohong dengan mengurai fakta sebenarnya tanpa harus menunggu ia mengaku. Apalagi memaksa ia untuk mengatakan yang sebenarnya terjadi. Tindakan ini hanya akan mendidiknya lebih canggih dalam berbohong.

7. Kontrol emosi saat mengetahui anak berbohong. Emosi yang berlebihan dan memanggil anak sebagai pembohong tidak akan menyelesaikan masalah, malah makin membuat anak takut dan berbohong lagi. Berikan jaminan bahwa jika ia berterus terang, kita akan memaafkan dan tidak menghukumnya.

8. Sampaikan kepada anak dampak negatifnya bila ia berbohong. Bisa disampaikan dengan cara bercerita diwaktu-waktu santai atau langsung saat itu juga dengan lemah lembut.