Pola BAB atau pola defekasi pada bayi seharusnya teratur, meskipun setiap bayi berbeda-beda polanya. “Tergantung makanannya juga. Kalau bayi minum ASI Eksklusif, maka polanya bisa dua, yakni bisa tipe yang sering BAB (sehari bisa 6 kali) atau tipe yang BAB-nya jarang (bisa sekali seminggu),” jelas Elizabeth.
Yang perlu diperhatikan adalah perubahan pola defekasi ini. Misalnya, bila bayi biasanya BAB sekali seminggu, tapi tiba-tiba BAB-nya setiap hari dan agak cair. Atau, biasanya bayi BAB setiap hari, tapi tiba-tiba selama 5 hari tidak BAB. “Yang begini harus diwaspadai, karena bisa jadi ada sesuatu yang salah. Misalnya, susunya atau mungkin sedang belajar makan makanan padat,” lanjutnya.
Jika terjadi perubahan pola, sebaiknya segera dicari penyebabnya. Umumnya ini berhubungan dengan makanan. Kalau pola BAB berubah tapi masih dalam tahap normal, tidak apa-apa. Misalnya, biasanya ASI dari 0-4 bulan, sehingga BAB-nya sekali seminggu, kemudian pada usia 6 bulan mulai diberi bubur, sehingga bayi BAB setiap hari.
Selain pola, kualitas feses juga harus diwaspadai. Bentuk feses yang bagus seharusnya seperti bubur, atau bulat-bulat padat, atau lancip dengan permukaan licin. Bentuk feses yang harus diwaspadai adalah yang berlekuk-lekuk atau sangat cair. Sementara warna feses yang bagus adalah cokelat. “Harus waspada jika feses berwarna seperti dempul. Sebaiknya segera konsultasi ke dokter, jangan-jangan ada masalah di levernya. Feses berwarna hijau atau kuning tidak masalah dan biasanya karena makanan,” jelas Elizabeth.
Sementara feses yang berbusa biasanya berhubungan dengan makanan. “Bisa gejala diare atau makanan yang tidak cocok. Seharusnya sih, tidak berbusa,” lanjut Elizabeth sambil menekankan pemberian cairan pengganti (oralit) supaya bayi tidak mengalami dehidrasi untuk pertolongan pertama diare pada bayi.