Anda menyuruh si 4 tahun bergegas memakai sepatu agar tidak terlambat tiba di sekolah. Yang disuruh hanya mengangkat bahu dan bilang, “Jangan lebay, Mama. Nggak segitunya, deh….” Lho, kenapa gaya bicaranya tiba-tiba menyerupai remaja? Ke mana gadis kecil Anda yang belum lama ini baru saja masuk Taman Kanak-Kanak?


Kata Karen Deerwester, pemilik lembaga konsultasi Family Time Coaching di Boca Raton, Florida, gaya bicara yang berubah itu adalah bagian dari eksplorasi anak-anak. Anak ingin mencoba bagaimana rasanya menjadi anak besar. Salah satu cara yang mudah adalah meniru gaya berbicara anak-anak yang lebih besar darinya, bisa jadi kakaknya, teman bermain, sepupu, dll.

Mencoba melenyapkan gaya barunya itu adalah hal yang sulit dan sebenarnya, sih, tidak terlalu penting dilakukan. Ungkapan dan gestur khas remaja seperti yang diucapkannya tadi adalah bahasa baru yang begitu menggoda untuk ’dicicipi’ oleh si kecil. Lebih baik, berikan saja dia penyaluran dengan cara membiarkannya menunjukkan lagak baru tersebut ketika sedang bermain.


Tapi Anda juga mesti memberi teguran bila tingkah lakunya sudah berlebihan. Misalnya, jika lagak barunya itu membuat anakbersikap tidak sopan terhadap kakek-neneknya. Katakan, “Kakak tidak boleh bicara begitu sama orang dewasa. Ayo, yang sopan kalau bicara sama nenek, ya.” Sisi positif dari peristiwa ini adalah: Anda bisa berlatih lebih awal tentang cara menangani perilaku anakketika dia tumbuh remaja, kelak.